MOTOR Plus-online.com - Pakai toilet SPBU bayar Rp 2 ribu jadi ajang pungli mendadak disorot, ini kata Pertamina.
Brother pasti gak asing dengan bayaran Rp 2 ribu kalau memakai toilet SPBU Pertamina.
Biasanya, pakai toilet SPBU ada tulisan 'kencing bayar Rp 2.000'.
Nah, dunia maya lagi dibikin heboh soal pemakaian toilet SPBU yang meminta bayaran, justru jadi ajang pungli.
Seperti yang diposting salah satu akun Facebook, yang menjadi sorotan.
Untuk postingannya brother bisa lihat di LINK INI.
"KITA BICARA PUNGLI Rp.2000. DI TOILET SPBU kok malah loe bilang SEDEKAH IKHLAS 2000
LOE MASIH WARAS KAN. GAWAT BRO...!!!katanya pembayaran 2000 di TOILET SPBU. secara sukarela. tapi ketika saya gak bayar. tiba tiba KASIR TOILET SPBU memanggil saya....Pak...Bapak belum bayar 2000. Apa ini yg dikatakan suka rela," tulis pemilik akun.
Menanggapi hal itu, pihak Pertamina langsung buka suara.
Baca Juga: Heboh Harga Bensin Pertamina Tembus Rp 50 Ribu, Beneran Nih?
Baca Juga: Gak Nyangka, Ternyata Aspal Sirkuit Mandalika Ada Yang Enggak Rata Di Beberapa Titik
Ternyata, membayar uang setelah memakai toilet SPBU sifatnya sukarela.
Hal itu disampaikan Unit Manager Communication Relations dan CSR MOR III PT Pertamina, Eko Kristiawan.
"Di SPBU default-nya toilet tidak bayar dan sifatnya sukarela," jelasnya dikutip dari Kompas.com.
Untuk pengguna toilet di SPBU, apabila ingin membayar hal itu bagus, namun apabila tidak membayar pun juga tidak menjadi soal.
Baca Juga: 32 Lowongan Kerja Dibuka di Pertamina Kilang Internasional, Catat Syaratnya Buruan Serbu
Eko menambahkan, tersedia pula untuk yang berbayar, namanya toilet eksklusif.
"Namun demikian toilet yang free (gratis) masih disediakan," ungkap dia.
Lebih lanjut, kalau pun pengelola SPBU memasang tarif untuk fasilitas toilet, itu hanya untuk kebersihan saja.
"Iya, untuk kebersihan saja," tandas Eko.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Toilet di SPBU Jadi Ajang Pungli Kencing Bayar Rp 2.000, Ini Kata Pertamina"
Source | : | Kompas.com,Facebook.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR