Ada juga versi yang mengatakan bahwa Ojek atau ODJEG berasal dari istilah Sunda, yaitu 'Oto Jegang' yang punya arti motor (oto) dan Mengangkang (jegang).
Selain itu, mengutip dari Majalah Historia, “Ojek menurut cerita sementara orang berasal dari kata ‘objek’ yang kemudian dijadikan kata kerja dengan logat Jawa menjadi ‘ngobjek’,” tulis Panji Masyarakat, 15 Februari 1980.
Sementara menurut W.J.S. Poerwadarminta, dikutip Kompas, 22 September 1979, “ojek adalah sepeda yang ditaksikan.” Ini mengacu pada perkembangan awal alat mengojek yaitu sepeda.
Ojek sepeda berkembang sejak 1969 di pedesaan Jawa Tengah. Melihat kondisi jalan desa rusak parah dan tak bisa dilalui mobil, sejumlah orang menawarkan ojek sepeda kepada penduduk desa.
“Sepeda yang dipergunakan adalah sepeda-sepeda kuat-kekar zaman sebelum Perang Dunia II,” tulis Kompas. Para pengojek biasa membonceng orang atau barang titipan penumpang.
Di Jakarta, ojek sepeda muncul pada 1970 di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Adanya larangan terhadap bemo, becak, dan lain-lain masuk ke Pelabuhan Priok menyebabkan orang-orang yang mempunyai sepeda mendapat kesempatan untuk menawarkan jasa-jasanya,” tulis Kompas, 12 September 1970.
Ojek sepeda lalu menyebar ke Ancol, Kota, dan Harmoni. Jumlah pengojek sepeda hampir 500 orang.
Baca Juga: Tukang Ojek Jadi Crazy Rich Omzet Miliaran Dekat Dengan Artis Yuni Sara dan Syahrini, Ini Faktanya
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR