Debt Collector Sangar Langsung Mundur Gak Berani Rampas Motor, Cuma Ditanya Ini

Ahmad Ridho - Kamis, 20 Januari 2022 | 13:15 WIB
Instagram.com/terangmedia
Debt collector sok jagoan langsung mundur gak berani rampas motor cuma ditanya ini (foto ilustrasi)

MOTOR Plus-online.com - Debt collector sok jagoan langsung mundur gak berani rampas motor cuma ditanya ini.

Debt collector dinilai sering meresahkan bahkan memicu bentrokan.

Enggak jarang penarikan paksa motor atau mobil yang menunggak pembayaran malah berujung keributan.

Berkali-kali insiden perampasan motor kreditan di jalan dan bikin pemilik kendaraan ketakutan.

Bahkan kekerasan dan ancaman sering dilakukan debt collector untuk menyita kendaraan yang cicilannya bermasalah.

Walaupun penarikan paksa kendaraan yang menunggak pembayaran bisa dilakukan kapan saja, tapi tidak dengan kekerasan.

Hal ini dilihat dalam Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 2/PUU-XIX/2021 menjelaskan bahwa penyitaan objek jaminan fidusia melalui pengadilan negeri hanya bersifat alternatif.

Yang artinya, perusahaan pembiayaan melalui debt collector berhak menyita kendaraan leasing tanpa melalui pengadilan jika debitur tidak memenuhi kewajiban pembayaran sesuai perjanjian di awal.

Baca Juga: Kriminolog Bongkar Kenapa Debt Collector Selalu Mengancam dan Pakai Kekerasan Saat Tagih Hutang 

Tapi yang harus diketahui, tindakan penyitaan tidak bisa dilakukan semena-mena hingga memakai tindak kekerasan, apalagi sampai melibatkan pihak lain yang tidak ada keterkaitan dengan kredit tersebut.

Lalu ada beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi debt collector jika hendak melakukan eksekusi atau penyitaan kendaraan leasing.

Hal ini tercantum dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.

Persyaratan berupa dokumen harus dibawa dan ditunjukkan debt collector saat hendak melakukan penagihan.

Dokumen tersebut berupa kartu identitas seperti KTP, Sertifikat Profesi Pembiayaan Indonesia, surat tugas dari perusahaan pembiayaan, dan bukti jaminan fidusia.

Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan (APPI), mengatakan bahwa perusahaan pembiayaan harus memastikan jasa debt collector yang digunakan sudah memenuhi persyaratan tersebut.

Sayangnya praktik di lapangan terkadang mengabaikan aturan yang sudah ditetapkan. Proses penagihan juga tidak sesuai dengan regulasi tersebut.

Perlu diingat bahwa sebelum menggunakan jasa debt collector, perusahaan pembiayaan perlu mengirim surat peringatan terlebih dahulu.

Baca Juga: 5 Cara Bikin Debt Collector Sok Jagoan Tarik Paksa Motor Langsung Ciut 

Tidak langsung secara tiba-tiba mengirim orang dari pihak debt collector untuk melakukan penarikan.

“Terus lagi surat kuasa (dari perusahaan pembiayaan) hanya untuk 1 orang yang menarik, tapi dia 5-6 orang yang narik. Ini yang salah perusahaan pembiayaan dan debt collector-nya” kata Suwandi.

Proses penagihan atau penyitaan kendaraan leasing pun jangan sampai menimbulkan tindak kekerasan.

Jika antara debt collector dan debitur tidak menemui titik kesepakatan, masalah tersebut wajib diselesaikan di kepolisian.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebelum Kendaraan Disita, Pastikan Debt Collector Bawa Surat Tugas"

Penulis : Ahmad Ridho
Editor : Ahmad Ridho


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular