Warga Kampung Miliarder Tuban Malah Nyesel Jual Tanah Sampai Kaya Mendadak, Ini Alasannya

Galih Setiadi - Selasa, 25 Januari 2022 | 12:45 WIB
Surya/M Sudarsono
Dulunya jual tanah sampai kaya mendadak, warga kampung miliarder Tuban kini malah menyesal.

MOTOR Plus-online.com - Sempat jual tanah harga tinggi sampai kaya mendadak, kini warga kampung miliarder di Tuban malah menyesal, begini ceritanya.

Brother pasti pernah mendengar kampung miliarder yang berada di Tuban, Jawa Timur.

Warga berlomba-lomba jual tanah yang terdampak dari proyek kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft perusahaan asal Rusia.

Alih-alih menikmati hasil jual tanah mereka, kini warga justru menyesal.

Beberapa warga sampai melakukan aksi unjuk rasa di kantor PT Pertamina Grass Root Revenery (GRR) Tuban.

Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung pada hari Senin (24/1/2022).

Salah satunya dilakukan warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur bernama Musanam (60).

Musanam mengaku kala itu dirinya terbuai dengan janji PT. Pertamina Grass Root Revenery (GRR) Tuban yang akan memberikan pekerjaan dalam proyek pembangunan kilang minyak tersebut.

Baca Juga: Satu Desa di Kuningan Kaya Mendadak, Ratusan NMAX dan PCX Baru Diborong

Baca Juga: Wow Punya Uang Koin Ini Auto Tajir Melintir, Harganya Bisa Kebeli Honda BeAT Segini

Tak seperti dulu, kini Musanam harus kehilangan penghasilan tetapnya sebagai petani.

Soalnya, Sebab, lahan pertanian dan rumahnya telah dijual untuk kepentingan proyek nasional pembangunan kilang minyak.

Bahkan, dirinya terpaksa menjual beberapa ekor hewan peliharaannya demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.

"Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah tak jual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Kompas.com
Salah satu warga kampung miliarder Tuban yang menyesal jual tanah.

Baca Juga: Kocak Saingi Sultan Tuban Satu Desa Rame-rame Beli NMAX dan PCX

Hal yang sama juga dialami perempuan yang tinggal di kampung miliarder, Mugi (59).

Ia nyaris tak memiliki pekerjaan setelah lahan pertaniannya seluas 2,4 hektare dijual ke PT Pertamina.

"Ya nyesel, dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta, tapi sejak tak jual saya tidak ada penghasilan," tutur Mugi, di sela-sela aksi unjuk rasa.

Mugi menceritakan, dahulu lahan pertanian seluas 2,4 hektar itu dibeli pihak Pertamina dengan harga Rp 2,5 miliar lebih.

Baca Juga: Viral, Satu Kampung Dapat Uang Kaget Setara Ratusan Motor Yamaha NMAX

Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung.

Mugi saat itu sebetulnya tidak ingin menjual lahan pertaniannya, tetapi dirinya seringkali didatangi perwakilan dari pihak Pertamina saat berada di sawah.

"Setiap saya di kebun, saya didatangi dan dirayu-rayu mas, mau diberikan pekerjaan anak-anak saya pokoknya dijanjikan enak-enak, tapi sekarang mana enggak ada," jelasnya.

Kecewa dengan perusahaan yang mereka nilai memberikan harapan palsu tersebut, ratusan warga sekitar lokasi proyek nasional pembangunan kilang minyak PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) berunjuk rasa.

Baca Juga: Heboh Warga Tuban Dapat Uang Rp 8 Miliar, Bisa Beli Berapa Motor Baru?

Mereka menagih janji PT Pertamina GRR Tuban yang akan memprioritaskan warga lokal sebagai pekerja sebagaimana yang dijanjikan saat proses pembebasan lahan.

Suwarno, koordinator warga menyampaikan, pihak perusahaan mensyaratkan pekerja dari warga lokal harus di bawah usia 50 tahun.

"Ada pembatasan persyaratan usia yang dilakukan pihak perusahaan di atas 50 tahun tidak diperbolehkan,"

Padahal, janjinya pada saat proses pembebasan lahan saat itu perusahaan tidak menyampaikan adanya persyaratan yang mempersulit warga.

"Ini gimana pekerja kasar aja tidak diperbolehkan, Tapi, kenyataannya ada pekerja dari luar ring 1 yang usianya di atas batas umur yang ada," ujarnya.

Baca Juga: Tajir Mendadak Kalau Punya Uang Kuno Seperti Ini, Kolektor Berani Beli Rp 200 Juta

Perwakilan PT Pertamina GRR, Solikhin mengatakan akan menyampaikan tuntutan warga ke pihak manajemen di pusat.

Solikhin mengaku tidak berhak memberikan keterangan kepada publik terkait permasalahan tersebut.

"Ya, nanti pihak coorporate yang akan menjawab semuanya melalui lembaran press release,"

Sebagai informasi, dulunya Pertamina menghargai tanah Rp 600-800 ribu per meter.

Baca Juga: Jalanan Macet, Pengendara Suzuki Smash Meregang Nyawa Disambar Truk, Kendaraan Roda Tiga Buron

Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto bilang terdapat 840 KK, sedangkan yang lahannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 Kepala Keluarga (KK).

Surya.co.id
Dulunya jual tanah sampai kaya mendadak, warga kampung miliarder Tuban kini malah menyesal.

Jika diratakan satu keluarga memiliki Rp 8 miliar.

Kalau buat beli motor baru seperti All New NMAX Connected/ABS yang harganya Rp 34,8 juta, bisa borong ratusan unit, tepatnya 229.

Semoga permasalahan warga kampung tersebut bisa segera selesai ya, bro.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dulu Kaya Raya, Kini Warga Kampung Miliarder di Tuban Mengaku Menyesal Jual Tanahnya"

Source : Kompas.com
Penulis : Galih Setiadi
Editor : Joni Lono Mulia


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular