Busi dingin punya ujung insulator lebih pendek sehingga lebih cepat membuang panas.
Sedangkan busi panas dengan insulator lebih panjang dapat menyimpan panas dalam waktu lebih lama.
“Busi panas memilik daya hantar panas yang lebih kecil dibanding busi dingin, sehingga suhu busi relative lebih panas ketika bekerja,” ungkap Taqwa Surya Swasono Tuner Garden Speed di Cilandak, Jakarta Selatan dikutip dari Gridoto.
Busi panas punya kemampuan susah melepas panas dan mudah jadi panas dibanding busi standarnya.
Busi panas juga kurang cocok bila bekerja pada temperatur ruang bakar tinggi sehingga lebih cocok bila dipakai untuk mesin yang masih standar.
Sementara busi dingin ini tidak tepat bila bekerja pada temperatur ruang bakar yang rendah sehingga lebih cocok dipakai untuk mesin yang sudah di-upgrade.
Jika mesin sudah dioprek, menggunakan busi panas mesin akan semakin cepat panas alias overheat dan bikin performa malah jadi turun.
Sebaliknya, kalau menggunakan busi dingin tapi mesin masih standar, motor akan sulit dihidupkan
Baca Juga: Uji Adu HorsePower di Meja Dyno Tanpa Modal
Nah untuk membedakannya gampang banget.
Menentukan busi panas dan busi dingin bisa dilihat dari kode businya.
Untuk busi merek NGK, semakin besar angkanya berarti businya makin dingin alias cepat melepas panas.
Ambil contoh NGK CR6HSA speknya lebih panas daripada NGK CR8HSA.
Sama juga dengan merek busi Denso, tinggal lihat saja semakin tinggi angkanya berarti lebih dingin.
Contohnya, busi Denso U20FSR-U lebih panas dibandingkan Denso U24FSR-U.
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR