Sementara untuk nilai transaksi digital banking meningkat 62,82% secara tahunan menjadi 4.314,3 triliun.
Pada nilai transaksi pembayaran menggunakan ATM, kartu debet dan kartu kredit memang masih mengalami pertumbuhan.
Namun angkanya tidak sebesar transaksi digital.
"(transaksi ATM) tumbuh 14,39% yoy menjadi Rp 711,2 triliun," bebernya.
BI juga mencatat transaksi melalui QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat baik secara nominal maupun volume.
Angkatnya berkisar masing-masing 290% yoy dan 326% yoy.
"Bank Indonesia terus mendorong inovasi sistem pembayaran serta menjaga kelancaran dan keandalan sistem pembayaran," kata Perry.
Baca Juga: Muncul Uang Koin Pecahan 75 Hitam Kombinasi Warna Emas, Bisa Dipakai Buat Belanja?
Ketua Perhimpunan Bank Nasinal (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan meningkatnya pembayaran digital merupakan ancaman besar ATM.
Apalagi meningkatnya transaksi pembayaran digital di Indonesia hanya butuh waktu enam tahun terakhir.
"Tantangan bank sekarang adalah bagaimana mempensiunkan model lama contohnya ATM," tegas Kartika.
"Bagaimana dengan masa depan ATM, apakah masih relevan?akankah dihapus ketika tidak ada lagi transaksi transaksi tunai area publik?" sambungnya.
Kartika ikut memantau pesatnya penggunaan pembayaran digital, perlu juga diperhatikan bisnis acquiring perbankan (kerja dengan dengan pedagang dalam memproses data alat Pembayaran Menggunakan Kartu yang diterbitkan oleh pihak lain).
Apalagi hampir semua bank memiliki bisnis acquiring dengan menggunakan POS (point of sales) dan EDC (electronic data capture).
Lalu apakah hal ini tetap menjadi keunggulan kompetitif atau ini menjadi komoditas.
"Konsumen sekarang yang paling diuntungkan dari perubahan ini karena 5 tahun lalu ada tiga jenis pembayaran, melalui transfer, kartu debit atau kartu kredit. Sekarang ada cara lain menggunakan dompet digital, aplikasi digital dan lainnya," terangnya.
"Jadi bagi pengguna bisa memilih mana yang paling murah dan paling mudah digunakan dalam bertransaksi. Segmen yang berbeda memiliki preferensi berbeda," lanjut Kartika.
Source | : | CNBC |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR