MOTOR Plus-online - Geger di masyarakat harga bensin Pertamax akan mengalami kenaikan dari beberapa hari lalu.
Harga bensin Pertamax naik mulai 1 April 2022 jelang puasa? Pertamina kasih penjelasan sebenarnya yang terjadi.
Kabar bensin Pertamax RON 92 akan naik mulai besok Jumat (1/3/2022) santer jadi pemberitaan.
Kabar rencana kenaikan ini sudah berhembus kencang di masyarakat melihat harga bensin RON 92 di SPBU swasta dan minyak dunia.
Sebelumnya, Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kasih taggapan.
"Masih kami kaji," kata Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina Irto Ginting, dikutip dari Kontan pada Senin (14/3/2022) lalu.
Irto belum bisa memerinci lebih jauh besaran kenaikan harga Pertamax nantinya.
Namun demikian, Irto menegaskan, penyesuaian harga BBM nonsubsidi mempertimbangkan harga minyak dunia, kurs dollar, dan harus sesuai ketentuan Keputusan Menteri ESDM.
Baca Juga: Sah Bensin Pertalite Gantikan Premium Ketok Palu, Ini Terupdate Harga Resmi dari Pertamina
Baca Juga: Fakta Harga Bensin RON 95 Di Malaysia Lebih Murah Dari Pertalite, Kok Bisa?
Sebagaimana kita tahu, harga keekonomian Pertamax sudah jauh dari harga jual yang ada saat ini.
Menurut perhitungan Kementerian ESDM, harga Pertamax diperkirakan menyentuh Rp 16.000 per liter.
Sedangkan saat ini Pertamax dijual dengan harga Rp 9.000 per liter atau dan Rp 9.200 per liter di beberapa daerah lain.
Salah seorang sumber media menyebut, penyesuaian harga akan mulai 1 April.
Dilansir dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengungkapkan harga jual Pertamax.
Katanya saat ini Pertamina menanggung selisih harga jual yang cukup besar jadi harus menutupinya.
Masih menurut Mamit, jika dilakukan penyesuaian, harga jual Pertamax dirasa tak beda jauh dengan harga jual BBM RON 92 di SPBU swasta.
"Kita bisa melihat harga dari BBM RON 92 yang di jual SPBU swasta di mana saat ini berada di Rp 12.900. Maka, seharusnya harga Pertamina tidak akan jauh dari situ. Perbedaan mungkin di angka Rp 50 atau Rp 100 lebih murah," ujar Mamit.
Mamit menambahkan, beban selisih harga sejatinya telah ditanggung Pertamina sejak 2021.
Selisih harga jual dengan harga keekonomian mencapai Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per liternya.
KOMENTAR