MOTOR Plus-online.com - Ngeri, pemotor lewat jembatan Sewoharjo kalau enggak lempar uang koin bakal diganggu siluman buaya putih, mitos atau beneran?
Musim lebaran banyak pemotor melakukan perjalanan jauh dengan motor.
Tentu banyak cerita-cerita mistis yang beredar saat perjalanan lebaran keluar kota.
Salah satunya pemotor harus lempar uang saat melewati jembatan Sewoharjo, perbatasan Desa Sukra Kabupaten Indramayu dengan Desa Karanganyar Kabupaten Subang.
Akhirnya banyak masyarakat sekitar jembatan Sewoharjo, beramai-ramai berjejer di sepanjang Jembatan Sewoharjo.
Mereka menanti uang koin atau uang receh yang dilempar para pemotor saat melintasi jembatan penuh mistis tersebut.
Fenomena masyarakat yang mengais rezeki dengan bekerja sebagai penyapu koin di atas Jembatan Sewoharjo, selama ini sudah menjadi budaya bagi masyarakat setempat.
Fenomena warga mengais rezeki sebagai penyapu koin bukan saja terjadi saat lebaran.
Baca Juga: Polisi Nakal Tilang Pemotor Minta Rp 2,2 Juta Kini Ditahan Propam dan Terancam Dipecat dari Polri
Namun kegiatan tersebut rutin dilakukan warga setiap hari oleh warga setempat, bahkan dijadikan sebagai lahan usaha atau mata pencaharian warga.
Berdasarkan Mitos masyarakat setempat, jika pengendara yang melewati Jembatan Sewoharjo tak melempar uang koin, maka tak akan selamat sampai tujuan.
"Awalnya banyak penyapu koin di atas jembatan Sewoharjo tersebut, karena banyak pengendara yang melempar uang saat melintasi Jembatan Sewoharjo," ujar Ratmi(59), warga Desa Sukra Kec.Sukra Indramayu, dikutip dari Tribunjabar.id, Senin (25/4/2022).
Menurut Ratmi, banyaknya pengendara yang melempar uang koin saat melintasi jembatan Sewoharjo tak lain karena percaya dengan mitos yang berkembang di masyarakat.
"Mitos atau Fakta tergantung kepercayaan kita, umumnya pengendara yang melempar koin receh saat melintas di atas Jembatan Sewoharjo tak lain karena takut celaka dijalan, jika tidak melempar koin," katanya.
Di katakan Ratmi, orang tua dulu mempercayai, jika ingin selamat dalam perjalanan, pengendara yang melintasi Jembatan Sewoharjo wajib melempar uang koin.
"Dulu orang tua kita sangat mempercayai jika tak melempar uang maka akan celaka dan diganggu makhluk halus sosok buaya putih penghuni Jembatan Sewoharjo," katanya lagi.
"Bahkan menurut orang tua saya dulu, dibawah Jembatan Sewoharjo tersebut terdapat sebuah istana siluman buaya putih," imbuhnya.
Baca Juga: 7 Tips Melakukan Perjalanan Jauh Jelang Mudik Lebaran 2022 Ala Suzuki
Ratmi juga mengaku sejak tahun 1974 hingga sekarang setiap hari mengais rezeki dengan bekerja sebagai penyapu uang di atas jembatan Sewoharjo.
"Sejak usia 10 tahun sampai hari ini, saya rutin bekerja menyapu koin receh di atas Jembatan Sewoharjo," ucapnya.
Ratmi juga mengaku, setiap harinya minimal Rp 40 ribu dapat dari hasil bekerja sebagai penyapu uang koin di atas Jembatan Sewoharjo.
"Kalau hari biasa sehari dapet Rp. 40 - 70 ribu dari hasil nyapu koin di atas Jembatan Sewoharjo. Bahkan kalau saat mudik seperti ini, perhari Rp 150 - 300 ribu dapat sehari," ungkapnya.
Senada juga dikatakan oleh Sutiah (56), penyapu uang koin lainnya juga menceritakan awal muasal banyaknya warga yang menyapu koin di atas jembatan Sewoharjo.
"Dulu waktu saya kecil Sekitar usia 7 tahunan, atau sekitar tahun 1974 tepatnya waktu itu masih ingat tanggal 11 Maret di Jembatan Sewoharjo ini ada kecelakaan maut yang menewaskan 67 orang," ujar Sutiah, warga Desa Karanganyar, Subang
Dan sejak peristiwa itulah, banyak pengendara yang melintas di atas jembatan Sewoharjo selalu melemparkan uang koin.
"Mitosnya sih, pengendara melempar uang koin saat melintas di atas Jembatan Sewoharjo, biar selamat selama dalam perjalanan dan tidak diganggu oleh arwah para korban kecelakaan dan makhluk halus penghuni Jembatan Sewoharjo," katanya.
Baca Juga: Begini Tampang Oknum Polisi Bogor Yang Tilang Pemotor Rp 2,2 Juta
Dikatakan Sutiah, bus yang tercebur tersebut adalah bus pembawa rombongan transmigrasi dari Boyolali ke Lampung.
"Nahas, saat menyeberangi jembatan darurat salah satu bus tergelincir dan terjun ke kali Sewo. Jumlah penumpang dalam bus nahas itu sebanyak 70 penumpang dewasa dan anak-anak," ujar Sutiah.
"Semua korban yang tewas akhirnya dimakamkan di dekat pemakaman umum yang terletak dekat lokasi kejadian," sambungnya.
Sutiah juga mengaku, ikut mengais rupiah sebagai penyapu uang koin di atas jembatan Sewoharjo, bersama warga lainnya.
"Saya juga ikut menyapu koin yang dilempar dari para pengendara di atas jembatan Sewoharjo,walaupun tidak setiap hari. Lumayan untuk menambah-nambah kebutuhan dapur," ucapnya.
Dari penghasilan menyapu koin di atas Jembatan Sewoharjo tersebut, Sutiah mengaku bisa mengantongi uang Sebanyak Rp 30-50 ribu sekali ikut menyapu koin.
"Ya lumayan juga buat nambah, nambah kebutuhan dapur, sekali ikut nyapu koin suka dapat sampai Rp 50 ribu. Bahkan kalau musim mudik saat ini penghasilan hasil jauh lebih besar mencapai Rp 150 sampai 200 ribu," pungkasnya.
Sementara untuk mengatasi kemacetan sekaligus keselamatan pengguna jalan dan juga penyapu koin di atas jembatan Sewoharjo, Jajaran Kepolisian Polsek Pusakanagara Polres Subang menghimbau kepada para pemudik untuk tak melemparkan uang koin saat melintasi jembatan penuh mistis tersebut.
Baca Juga: Geger, Polisi di Bogor Tilang Pemotor Rp 2,2 Juta Cuma Gara-gara Spion
"Kami menghimbau pemudik tak melempar uang receh saat melintasi jembatan Sewo, hal tersebut demi keselamatan para pemudik, sekaligus demi mengurangi kemacetan" ucap Kapolsek Pusakanagara AKP Jusdi Jachlan.
Kami pihak kepolisian telah menghimbau dan mengingatkan kepada penyapu koin agar tak beroperasi saat mudik.
"Namun karena ini sudah tradisi dan budaya masyarakat setempat mencari rezeki di atas jembatan Sewoharjo, sehingga keberadaan para penyapu koin tersebut sulit dicegah dan mereka tetap nekad beroperasi.
"Sekalipun sangat membahayakan dirinya sendiri maupun para pemudik," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Mitos Jembatan Sewoharjo, Pengendara Tak Lempar Uang Bakal Diganggu Siluman Buaya Putih
Source | : | TribunCirebon.com |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR