J mengatakan, calon penumpang itu mengakui lewat percakapan di aplikasi bahwa orderannya bodong.
Dikatakan J, bahwa R menawarkan untuk berhubungan badan, dan J menanggapi pelecehan itu dengan mengajak R ke kantor polisi.
"Lalu saya balas chat-nya, 'ayo ke polsek terdekat saja. Selamat Anda terlacak dan masuk Daftar Pencarian Orang'. Eh enggak dibalas. Dia takut, di-cancel sendiri ordernya. Itu tadi order transportasi bukan food," lanjut J.
J menyesalkan pelecehan seksual yang dilakukan calon penumpangnya itu, dan mengaku baru kali pertama mendapatkan pesan yang bernada pelecehan.
"Baru pertama kali ini dapat pelecehan seksual. Ya kaget, ada saja begitu kan. Orang mau cari nyari duit dikerjainnya seperti itu," ujar J.
"Ya semoga saja orang kayak gitu enggak ngerjain orang yang benar-benar nyari uang kayak ojol lainnya. Kan kasihan kalau yang benar-benar mata pencariannya ojol tapi dapat order kayak begitu," tambah J.
Sementara itu, J berharap pelaku tidak kembali melakukan pelecehan kepada pengemudi ojek lainnya.
Dia tak ingin peristiwa pelecehan seksual serupa menimpa rekan-rekannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dapat Order Bodong, Pengemudi Ojek Online Alami Pelecehan Seksual oleh Calon Penumpang"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Galih Setiadi |
KOMENTAR