MOTOR Plus-online.com - Pabrikan Suzuki bisa menghemat anggaran sampai 150 juta Euro atau setara Rp 2,29 triliun jika mundur dari MotoGP.
Minggu ini Dorna akan bertemu dengan para pemimpin pabrikan asal Jepang itu, untuk memahami alasan sebenarnya dari keputusan yang tidak terduga ini.
Mereka juga akan menetapkan denda, lewat pengacara masing-masing, untuk keluar dari MotoGP.
Faktanya, kurang dari setahun yang lalu pabrikan asal Hamamatsu itu telah memperbarui kontrak dengan penyelenggara kejuaraan MotoGP selama lima tahun lagi, hingga 2026.
Ada pembicaraan tentang denda sekitar 20 juta Euro atau Rp 305 milyar yang harus dibayarkan Suzuki jika ingin keluar dari MotoGP.
Namun, tampaknya jumlah denda tersebut masih lebih masuk akal dibandingkan dengan harus melanjutkan sampai kurang lebih empat tahun lagi.
Suzuki justru bisa menghemat sampai 150 juta Euro, atau Rp 2,29 triliun selama empat tahun ke depan dengan mundur dari MotoGP.
Saat ini, pengacara dari Dorna dan Suzuki sedang bekerja untuk menegosiasikan sanksi kontrak.
Baca Juga: Akibat Suzuki Mundur Dari MotoGP, Joan Mir Sudah Diincar 3 Pabrikan
Carmelo Ezpeleta ingin mengenakan jumlah yang cukup besar, untuk mencegah pabrikan lain mengikutinya.
Menurut perhitungan kasar, anggaran tahunan untuk berpartisipasi di MotoGP berkisar antara 30 hingga 40 juta Euro (Rp 458-610 milyar) per tahun.
Jika 40 juta Euro pertama untuk 2022 sekarang diinvestasikan, total 160 juta Euro bisa dihemat dari 2023 hingga akhir 2026.
Suzuki sempat mundur dari MotoGP saat 2011, selama tiga tahun.
Kembalinya terjadi pada tahun 2015 dengan adopsi mesin empat silinder segaris.
Keluar-masuknya pabrikan asal Jepang tersebut bukanlah hal yang baru.
Pada tahun 2017, mereka mengumumkan pengunduran dirinya dari kejuaraan dunia MX2 dan MXGP dalam semalam.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR