MOTOR Plus-online.com - Knalpot Honda PCX 160 bisa dipasang di Vario lama, tapi harus diubah.
Banyak orang tertarik pasang knalpot PCX 160 di motor matic Honda lain, terutama Vario.
Soalnya desain silencernya unik, yaitu agak gepeng dan mendongak sehingga terlihat sporty.
Makanya Honda Vario 160 yang pakai mesin eSP+, juga pakai knalpot PCX 160 yang biasa disebut K1Z.
Namun untuk Honda Vario lama seperti 150, harus dilakukan ubahan agar terpasang sempurna.
Banyak spesialis knalpot sering diminta pasang knalpot PCX 160, buat motor lain seperti Honda Vario 150.
"Tapi harus dilakukan ubahan, seperti buat leher baru karena panjang leher PCX 160 sama Vario berbeda," jelas Misjaya, owner SKR Racing Exhaust.
Gondronk sapaan akrabnya, menunjukan dari panjang lehernya saja keduanya berbeda.
"Jadi harus bikin leher baru, agar panjang dan tekukannya pas sehingga knalpot bisa terpasang ke arm," jelas Gondronk.
Baca Juga: Cek Kolong Roda Honda Vario 160 Ada Kotak Hitam Mirip di Honda PCX 160, Fungsinya Apa Ya?
Leher sudah dibuat, ternyata ada penyesuaian lagi yaitu dudukan knalpot ke arm.
"Posisi pegangan atau dudukan bautnya beda atas-bawah, jadi harus dipotong dan dilas lagi agar pas dengan arm Honda Vario," tukas Gondronk.
Untuk dudukan knalpot ke arm, Honda PCX 160 juga punya 3 dudukan, kalau Vario cuma dua.
"Dudukan bawah dipotong salah satunya, lalu saat pasang juga harus pakai boshing biar silencernya tidak terlalu rapat dengan arm," sebut Gondronk.
Untuk pengerjaanya, SKR Racing Exhaust mematok biaya Rp 300 ribu untuk leher, dan Rp 150 ribu untuk rubah dudukan.
Sebagai informasi, harga knalpot PCX 160 itu Rp 2,1 juta, belum sama end cup atau tutup knalpot, serta cover knalpot.
Cover knalpotnya harganya Rp 110 ribu, dan end cup-nya Rp 94.500 dikutip dari Honda Cengkareng.
Kalau mau lebih terjangkau, SKR Racing Exhaust menjual knalpot standar racing model PCX 160.
"Harganya Rp 500 ribu leher stainless, tapi belum sama end cup dan cover-nya ya," tutup Gondronk yang workshopnya berlokasi di Jl. Raden Patah No. 90, Pasar Lembang, Ciledug, Tangerang.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR