MOTOR Plus-Online.com - Mengisi Pertalite ke motor yang harusnya diisi Pertamax bakal berefek apa? Simak kata ahli yuk!
Sedang ramai pembicaraan soal BBM jenis Pertalite yang kabarnya akan dibatasi pembeliannya.
Ditambah dengan kenaikan harga Pertamax beberapa saat lalu, membuat Pertalite diisukan juga akan naik harganya.
Beberapa bikers yang biasanya mengisi Pertamax, ada yang akhirnya mau tidak mau berpindah ke Pertalite.
Hal ini karena demi mengirit ongkos perjalanan karena harga Pertalite masih lebih murah dibanding harga Pertamax untuk saat ini.
Namun dari sini muncul pertanyaan, kira-kira jika motor yang memang seharusnya dianjurkan pakai Pertamax lalu diisi Pertalite bakal berefek apa?
Apalagi pabrikan motor sekarang menganjurkan untuk mengisi Pertamax di beberapa tipe motor terbarunya.
Motor baru saat ini memiliki rasio kompresi mesin yang tinggi.
Baca Juga: Siap-siap Bensin Pertalite Dilarang Buat Kendaraan Ini, Simak Penjelasan Pemerintah
Makin tinggi rasio kompresi mesin tentu membutuhkan bensin yang memiliki oktan lebih tinggi juga.
"Beberapa temuan di bengkel, pakai bahan bakar yang oktannya lebih rendah dari rasio kompresi mesin bikin tarikan mesin motor lebih berat," ungkap Samsudin selaku Service Advisor AHASS Murni Putramas dikutip dari GridOto.
Samsudin melanjutkan, teknologi mesin motor Honda saat ini sudah bisa mengakomodir pemakaian bensin dengan oktan yang lebih rendah dari rasio kompresi mesin.
"Cuma efeknya tarikan motor jadi lebih berat dan ruang bakar jadi cepat kotor," lanjut Samsudin.
Aji Handoko, Manager Techincal & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) turut mengatakan hal yang sama.
Aji memberi contoh, misalkan pada Yamaha Fazzio yang punya rasio kompresi mesin 11:1.
"Sebenarnya bisa saja Yamaha Fazzio diisi bensin dengan oktan di bawah 92, contohnya pakai bahan bakar oktan 90," ujar Aji Handoko kepada Gridoto.
Namun bakal ada efek jangka panjang yang harus diwaspadai oleh bikers.
Baca Juga: Cek Stok Bensin Pertalite dan Pertamax di SPBU Kota Bekasi, Begini Faktanya
"Cuma ada risikonya, yaitu penumpukan kerak karbon atau kotoran di ruang bakar jadi lebih besar sebab ada perbedaan zat aditif antara bensin oktan 90 dengan oktan 92," ujar Aji.
Bagaimana dengan Suzuki GSX-R150 yang punya rasio kompresi 11,5:1?
"Menurut berbagai informasi dari teman-teman di lapangan, angka perbandingan rasio kompresi mesin dengan oktan itu tidak saklek harus diikuti," jelas Victor Assani, 2W Service Manager PT Suzuki Indomobil Sales.
"Misalnya kami justru merasa lebih enak menggunakan bensin RON 92 atau Pertamax, kendati kompresi motor kami (Suzuki GSX-R150) di atas 11:1. Karena kalau memakai yang 98 malah mesin cepat panas dan menggelitik, itu informasi di lapangan," sambungnya.
Meski masih bisa 'minum oktan lebih rendah, Victor tetap menyarankan untuk pakai bahan bakar sesuai dengan spesifikasi mesin.
"Kami tetap menganjurkan untuk menggunakan BBM sesuai dengan standar pabrikan," tutupnya.
Jadi kesimpulannya, teknologi mesin motor sekarang sebenarnya bisa menyesuaikan dengan oktan bensin yang digunakan.
Tetapi, brother sebagai pemilik motor tetap harus waspada terhadap penumpukan kotoran atau kerak di ruang bakar.
Baca Juga: Bensin Pertalite Bahaya Untuk Motor Yang Sudah Bore Up, Beneran Nih?
Kalau brother memaksakan pakai bensin dengan oktan yang kelewat rendah dari anjuran pabrikan, malah bisa menimbulkan gejala knocking.
Efeknya bisa bikin mesin cepat panas dan piston bisa bolong loh!
Semoga bemanfaat bro!
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Isal |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR