MOTOR Plus-Online.com - Pemerintah berencana melakukan pembatasan penggunaan bahar bakar minya (BBM) bersubsidi.
Pertalite dan Solar jadi fokus utama BBM yang bakal dibatasi.
Lahkah ini diambil pemerintah agar penyalurannya BBM subsidi dapat lebih tepat sasaran.
Terlebih kenaikan harga BBM Pertamax (RON 92) membuat masyarakat ramai-ramai beralih menggunakan Pertalite.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina Alfian Nasution mengungkapkan, Pertamina mencatat lonjakan konsumsi Pertalite pasca kenaikan harga Pertamax mencapai hingga 15% dari kuota penyaluran.
"Kami paham saat ini ada sedikit pergeseran konsumsi 10%-15% dari Pertamax ke Pertalite. Mungkin bisa jadi ini karena kaget karena harganya naik," ungkap Alfian.
Alfian melanjutkan, lonjakan konsumsi ini diprediksi hanya bersifat sementara.
Selain itu stok Pertalite juga masih berada di level aman yakni 19 hari.
Baca Juga: Cek Stok Bensin Pertalite dan Pertamax di SPBU Kota Bekasi, Begini Faktanya
Demi kembali meningkatkan konsumsi Pertamax, Pertamina menyiapkan sejumlah program promo maupun hadiah serta edukasi terkait BBM berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
Alfian menilai saat ini masyarakat cenderung sudah sadar akan pentingnya penggunaan BBM berkualitas.
Untuk itu, migrasi konsumsi diprediksi tidak akan berlangsung untuk waktu yang lama.
Lalu bagaimana kondisi stok bensin Pertalite dan Pertamax di lapangan?
Motor Plus kali ini mencoba mendatang beberapa SPBU yang berada di Kota Bogor.
Sayangnya dari beberapa SPBU banyak dari yang memilih tidak memberikan keterangan.
Namun Motor Plus berhasil menemui satu pengawas SPBU yang berada di Jalan Padjajaran Kota Bogor.
Pengawas SPBU yang tak mau disebut namanya ini mengaku stok atau pasokan bensin masih aman.
Baca Juga: Bakal Dibatasi, Pembelian Bensin Pertalite Nantinya Pakai Aplikasi
Artinya meski adanya kenaikan harga stok BBM selalu mencukupi.
"Dari mulai ada kenaikan hingga sekarang, semua stok masih aman," katanya saat ditemui MOTOR Plus-online.
Meski begitu ia mengakui adanya pergeseran konsumen yang saat ini lebih memilih beralih ke Pertalite.
"Mungkin banyak mereka yang bikin beda (harga) cukup jauh antara Pertamax dan Pertalite makanya ada yang yang beralih," sambungnya.
Namun pengawas SPBU tersebut memastikan tidak adanya peningkatan pengiriman dari Pertamina Pusat.
"Dari kita tidak meminta lebih sih, rata-rata diangka 250.000-an liter," katanya.
"Karena peningkatan juga tidak terlalu tinggi jadi masih aman, kalau permintaan Pertalite naik tajam baru kita minta tambahan pengiriman dari Pertamina," lanjut dia.
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR