Saat itu, pemesan sempat meminta agar barang yang dipesannya diantarkan besok.
Namun, korban mengatakan, jika barang tidak dibayar maka akan diretur ke toko.
Galuh menjelaskan dalam sistem COD, bila barang sudah tiga kali diantar tapi gagal, maka harus diretur ke toko.
Namun akhirnya pemesan dan korban sepakat bertemu di depan RS Muhammadiyah Metro.
Saat itu, pemesan bersama pelaku yang merupakan rekannya, menunggu kurir Shopee di depan RS Muhammadiyah Metro.
Galuh menambahkan, saat kejadian barang tersebut sebenarnya sudah dibayar oleh pemesan sebesar Rp 95 ribu.
Baca Juga: Kurir Paket Dihajar oleh Pemuda Sok Jagoan, Dihajar Pakai Lutut Sampai Dipukul Pakai Helm
Namun, tiba-tiba pelaku yang merupakan teman dari pemesan tersebut naik pitam lalu memukuli korban.
"Pelaku usia sekitar 20 tahun," ungkapnya
Menanggapi hal itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan sebenarnya layanan COD sangat memudahkan para konsumen.
Namun lantaran tingkat literasi masyarakat terhadap proses bisnis dan informasi terkait produk masih rendah, kesalahpahaman antara konsumen dan kurir kerap terjadi.
Sementara di sisi lain, sering terjadi barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diterima konsumen.
Oleh sebab itu, YLKI menyarankan agar layanan COD dihapus.
"Tingkat literasi masyarakat terhadap proses bisnis dan product knowledge masih rendah plus di sisi lain, sering terjadi barang yang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diterima konsumen. Hapuskan saja (sistem COD)," kata Tulus dikutip dari Kompas.com.
Tulus mengaku, dirinya sudah pernah menyarankan hal ini kepada perusahaan e-commerce.
View this post on Instagram
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kurir Shopee Dipukuli Saat Kirim Barang, YLKI Sarankan Sistem COD Dihapus"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR