Pihak berwenang juga berencana untuk mengadakan konferensi bantuan kredit dengan negara-negara sahabat, termasuk India, Jepang, dan China, untuk bantuan lebih lanjut.
Sri Lanka bangkrut setelah gagal menghentikan krisis ekonomi terburuk yang dihadapinya dalam sejarah kemerdekaannya.
Kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok yang berkepanjangan berisiko memperparah aksi protes dan dapat menghambat stabilitas politik lebih lanjut.
Pada Selasa (23/6/2022), Hamilton Reserve Bank Ltd, yang memegang lebih dari 250 juta dollar AS dari 5,8 persen Obligasi Negara Internasional Sri Lanka yang jatuh tempo 25 Juli 2022, mengajukan gugatan di pengadilan federal New York untuk meminta pembayaran penuh pokok dan bunga setelah negara itu gagal bayar pada bulan lalu.
Sebelumnya, Sri Lanka telah menutup sekolah dan menghentikan layanan yang tidak penting selama dua pekan ke depan sejak Senin (20/6/2022) waktu setempat.
Penutupan bertujuan untuk menghemat cadangan BBM yang menipis.
Pilihan ini terpaksa diambil lantaran Sri Lanka menghadapi rekor inflasi tinggi dan pemadaman listrik yang berkepanjangan.
Negara berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam cengkeraman krisis ekonomi terburuk karena kehabisan devisa untuk membiayai impor yang paling penting, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Masyarakat dan mahasiswa pun sudah melakukan protes berbulan-bulan yang meminta Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa untuk mundur karena dituduh korupsi dan salah mengurus negara.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebab Sri Lanka Bangkrut hingga Tak Bisa Beli BBM"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR