MOTOR Plus-online.com - Beli Pertalite bakal pakai aplikasi MyPertamina, ternyata picu pro kontra di tengah warga Bandung.
Seperti diketahui, aplikasi MyPertamina akan digunakan untuk beli bensin Pertalite.
Enggak cuma bensin Pertalite, Pemerintah bakal menerapkan aplikasi MyPertamina untuk pembelian Solar bersubsidi.
Khusus di provinsi Jawa Barat, terdapat 4 daerah yang akan uji coba menerapkan aplikasi MyPertamina pada Jumat (1/7/2022).
4 daerah itu adalah Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Kota Bandung, dan Sukabumi.
Pengawas SPBU Jalan Raya Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Pam-pam mengatakan, khusus wilayah Kabupaten Bandung, baru akan rapat 30 Juni 2022.
"Belum dimulai, tapi sosialisasi sudah ada, saya baru baca di media," ujar Pam-pam dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/6/2022).
"Kita yang di Kabupaten Bandung, para pengelola SPBU baru akan memulai rapat nanti tanggal 30," sambungnya.
Informasi yang diterima Pam-pam, nantinya, para pengendara yang akan membeli BBM Pertalite dan Solar bersubsidi harus menginstal aplikasi tersebut.
"Anjurannya seperti itu, harus punya aplikasi itu, jadi waktu beli harus sudah ada," ujarnya.
Selain mengisi identitas diri pada aplikasi tersebut, para pengendara wajib mengisi nomor polisi dari kendaraan masing-masing.
"Jadi bagi pengendara yang enggak ngisi nomor polisinya enggak bisa mengisi BMM Pertalite dan Solar bersubsidi, harus ngisi yang non subsidi," sambung dia.
Pam-pam belum bisa menjelaskan terkait teknis penerapan aplikasi tersebut di lapangan.
Pasalnya, ia harus menunggu hasil rapat dan kesepakatan.
"Kalau Kota Bandung sudah mulai kayanya, tapi Kabupaten Bandung belum, kemudian belum bisa dijelaskan teknisnya, kami harus menunggu hasil rapat," kata Pam-pam.
Pro Kontra Warga
Luki Hermansyah (28) salah seorang pengendara yang mengisi bahan bakar di SPBU Cinunuk mengaku mendukung program tersebut.
Baca Juga: 5 Provinsi Wajib Beli Pertalite Pakai Aplikasi, Yuk Simak Cara Penggunaan MyPertamina
Ia melihat, penerapan aplikasi MyPertamina diyakini bisa mengontrol pasokan serta pengeluaran.
"Saya denger dan baca di media juga, secara pribadi saya dukung, karena kita tahu kemarin Pertalite sempat langka," kata Luki.
"Hal ini bagus buat saya, agar lebih terkontrol saja pengeluaran dan ketersediaan BBM kita," tambahnya.
Walau menyetujui, Luki menyebut aplikasi MyPertamina harus diperuntukan sesuai target.
"Mana yang layak menggunakan BBM bersubsidi dan tidak itu harus bisa disaring oleh aplikasi itu," ujarnya.
Jika masih tetap tak bisa menyaring pengguna, kata Luki, lebih baik aplikasi MyPertamina enggak usah digunakan.
"Harapannya itu, bisa tetap menyaring karena gak adil buat saya, subsidi itu untuk ekonomi menengah ke bawah, kalau yang ekonominya tinggi mah lebih baik pakai yang non subsidi," tuturnya.
Berbeda dengannya, Elvan Arifin Soleh (34) mengatakan tidak sepakat dengan penggunaan aplikasi MyPertamina untuk mengisi bensin Pertalite dan Solar bersubsidi.
Baca Juga: Capek Antri Beli Pertalite di SPBU Enggak Dilayani Tanpa HP, Harus Scan Barcode Mulai Bulan Depan
Ia menganggap penggunaan aplikasi MyPertamina akan semakin menyulitkan pengendara.
"Buat saya justru tambah ribet, kondisinya tidak pas aja, sosialisasinya terlalu mendadak," ujar Elvian.
Elvan menuturkan, pengelolaan antrean SPBU saja masih belum kondusif.
Ditambah dengan penggunaan aplikasi MyPertamina justru membuat antrean akan semakin karut-marut.
"Lihat aja kondisinya sekarang kaya gimana, ngantre berjam-jam, apalagi kondisi pagi atau sore, terus ditambah aplikasi itu bakal makin ribet," beber dia.
Keduanya berharap penerapan aplikasi MyPertamina dapat menjadi solusi bagi pengelolaan BBM di tanah air.
"Ya, tentunya bisa menjadi lebih kondusif lah, kata di luar negeri," kata Elvan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pro Kontra Warga Bandung Beli Pertalite Pakai MyPertamina: Sekarang Saja Antre Panjang, Ditambah Aplikasi Bakal Makin Ribet"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR