MOTOR Plus-online.com - Pembalap didikan Valentino Rossi, Francesco Bagnaia buka suara usai MotoGP saat ini dibilang kurang salip-salipan.
Balapan kelas dunia MotoGP menjadi sorotan usai mendapat komentar kurang menyenangkan.
Soalnya, MotoGP di era kini disebut-sebut mulai membosankan tanpa adanya aksi saling menyusul, seperti yang dilakukan Valentino Rossi cs kala dulu.
Bukan tanpa alasan, motor MotoGP sudah dirancang sekencang mungkin, namun para pembalap dianggap kurang agresif.
Hal tersebut sempat diungkap pembalap Repsol Honda Team Marc Marquez.
Menurut pembalap kelahiran Spanyol tersebut, perangkat aerodinama yang menjadi penyebab pembalap kesulitan dalam menyalip lawannya.
Selain itu, pengaturan ketinggian pada motor juga dibilang Marquez sebagai penyebabnya.
Menanggapi hal tersebut, pemablap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia angkat bicara.
Baca Juga: Francesco Bagnaia Sudah Pasang Target Kapan Harus Pensiun dari MotoGP
Pembalap yang merupakan lulusan VR46 Academy yang dimiliki Valentino Rossi tersebut kurang setuju dengan anggapan itu.
Bahkan, dirinya meyakini pernyataannya juga disetujui peraih juara dunia MotoGP 2021, Fabio Quartararo.
"Saya rasa tidak dan Fabio (Quartarararo) juga setuju dengan saya. Dalam balapan ketika saya harus bangkit, saya lakukan dan menyalip," kata Francesco Bagnaia dikutip dari Crash.net.
"Memang, perangkat aerodinamika membuat turbulensi lebih dan harus dikatakan kami mencapai batas, jadi dalam situasi ini lebih mudah melebar dan membuat kesalahan," lanjutnya.
Pembalap dengan sapaan akrab Pecco itu bilang tidak ada masalah selama pembalap lebih cepat.
"Pada saat yang sama, ketika kau lebih cepat, kau tidak ada masalah, seperti yang ditunjukkan Rins saat start terakhir di Portimao dan finis keempat, atau saya sendiri yang memulai terakhir dan finis di urutan delapan."
"Atau saat berada di Mugello setelah mulai saya finis ke sembilan dan menang. Singkatnya, ketika kau punya potensi, kau dapat mengatasi hal itu," pungkasnya.
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR