Serius Nih Tarif Ojek Online Naik Bisa Bikin Jalanan Makin Macet

Ahmad Ridho - Selasa, 16 Agustus 2022 | 17:46 WIB
MOTOR Plus-online/ A. Ridho
Rencana kenaikan tarif ojek online (ojol) bisa memunculkan dampak baru, salah satunya kemacetan di jalan raya.

MOTOR Plus-online.com - Serius nih tarif ojek online naik bisa bikin jalanan makin macet.

Waduh tarif ojek online (ojol) yang mengalami kenaikan ternyata ada dampaknya.

Tarif ojol rencananya akan dinaikkan pemerintah mulai tanggal 29 Agustus mendatang.

Rencana kenaikan tarif ini mundur dari yang semula pada Minggu, (14/8/2022) kemarin.

Namun belum juga disahkan pemerintah, rencana kenaikan tarif ojol ini bisa menimbulkan beberapa dampak serius.

Salah satunya diprediksi jalanan akan semakin macet.

Keputusan kenaikan tarif ojol ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan (KM) Nomor KP 564 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.

Adapun berdasarkan aturan tersebut, Kemenhub melakukan evaluasi terhadap biaya jasa minimal dengan kenaikan di kisaran 30 persen atau sekitar Rp 2.000 sampai dengan Rp 5.000.

Baca Juga: Rencana Tarif Ojol Naik Sampai 30 Persen Ditunda, Ini Deretan Faktanya

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda memperkirakan kenaikan tarif ojol akan membuat inflasi lebih tinggi lagi.

"Inflasi transportasi per Juli 2022 cukup tinggi di mana secara yoy di level 6,65 persen, tertinggi kedua setelah makanan, minuman dan tembakau" ujar Huda kepada Kontan.co.id, Minggu (14/8/2022).

Menurut Huda, selain akan mendorong inflasi, kenaikan tarif ojol juga akan mendorong masyarakat pengguna ojol pindah ke moda transportasi lain atau bahkan kendaraan pribadi.

"Jika menggunakan kendaraan pribadi akan menambah kemacetan dan kerugian ekonomi akan bertambah," katanya.

Huda bilang, perpindahan ke transportasi umum akan meningkatkan biaya transportasi masyarakat di mana perjalanan masyarakat akan semakin panjang dan sebagian besar belum terintegrasi moda transportasi umum di kota-kota di Indonesia.

Ia mengatakan, transportasi daring termasuk ojol adalah multisided market dimana ada banyak jenis konsumen yang dilayani oleh sebuah platform.

Bukan hanya dari sisi mitra driver saja, namun juga dari sisi konsumen akhir atau penumpang dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Jika permintaan industri bersifat elastis, sudah pasti mitra driver yang akan rugi karena secara total pendapatan akan menurun. Maka hal ini kontradiktif dengan kesejahteraan mitra driver yang ingin dicapai dengan adanya perubahan ini," ucap Huda.

Baca Juga: Gojek dan Grab Lewat, Gaji Driver Ojol AirAsia Tembus Rp 10 Juta Banyak Fasilitas Lainnya

Dari sisi lain, Huda menyebut, para pelaku UMKM mitra layanan pesan antar makanan juga akan terdampak karena permintaan akan berkurang.

Para konsumen belum tentu berkenan untuk naik kendaraan pribadi ke tempat makan jika jaraknya jauh.

Konsumen akan mempertimbangkan untuk membeli makanan dan minuman yang lebih dekat secara jarak.

Selain itu, para konsumen juga enggan mengantre yang tentu akan menurunkan permintaan dari produk pelaku UMKM mitra layanan pesan antar makanan.

"Jadi saya rasa pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan kenaikan tarif ojol ini dan melihat sebesar-besar elastisitas dari produk atau layanan. Jangan juga kebijakan ini menimbulkan perang harga antar platform yang akan membuat industri tidak sehat," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sederet Dampak Kenaikan Tarif Ojol: Inflasi Tinggi hingga Tambah Macet "

Penulis : Ahmad Ridho
Editor : Ahmad Ridho


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular