MOTOR Plus-online.com - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite akan naik, masyarakat harus mendapatkan bansos Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya.
Berly mengatakan, masyarakat rentan harus dilindungi dengan BLT jika pemerintah menaikkan harga BBM subsidi.
Menurutnya, bansos BLT dinilai terbukti efektif dan dapat dipertanggung jawabkan datanya.
Berly meyakini kenaikan harga BBM nanti juga pasti akan mempengaruhi harga pangan, yang langsung terasa pada masyarakat rentan.
"Sehingga kenaikan harga pangan terasa di masyarakat bawah, yang komponen dan proporsi belanja buat makanan tinggi yaitu 20 sampai 40 persen."
"Hal itu perlu dilindungi, mekanisme BLT terbukti bisa didata dan dihitung," kata Berly dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (17/8/2022).
Apalagi, subsidi BBM sudah sangat membebani APBN, padahal dampaknya tidak produktif.
"Subsidi BBM regresif ya, cenderung dinikmati yang semakin kaya, semakin banyak mobil, semakin banyak jalan," sambungnya.
"Sebelumnya, Pak Presiden Jokowi pada 2014 bisa menyampaikan kepada publik bahwa fungsi dan dampak ke masyarakat lebih baik jika subsidi dipotong," tambah Berly yang juga Dosen Ilmu Ekonomi di Universitas Indonesia ini.
Saat ini, waktunya pemerintah untuk ‘taking the hard choice’ dan menjelaskan ke masyarakat guna memitigasi dampak yang lebih besar.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengisyaratkan pemerintah akan mengkaji sistem penyaluran subsidi BBM dan opsi kenaikan harga BBM.
"Di tengah kenaikan harga-harga energi dunia, Indonesia masih melakukan subsidi ataupun memanfaatkan kekuatan fiskal untuk menyerap sebagian daripada kenaikan harga pangan maupun energi," sebut Airlangga..
"Sedangkan negara-negara lain melakukan “pass-through” yang berarti harga energi ditransmisikan kepada masyarakat," beber Ketua Umum Partai Golkar ini.
Apalagi, lanjut Airlangga, perekonomian Indonesia terus menciptakan optimisme dan berhasil bertumbuh di atas 5 persen pada tiga kuartal terakhir ini.
Badan Pusat Statistik menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,44 persen (yoy) pada Q2 2022 merupakan pertumbuhan yang impresif.
Airlangga mengatakan capaian positif perekonomian Indonesia merupakan hasil dari kebijakan pemerintah dan didukung oleh inflasi yang terkendali.
Baca Juga: Bocoran Waktu Tepat Dapat Bensin Pertalite di SPBU Pertamina Agar Tak Kehabisan Stok
Inflasi Indonesia per Juli 2022 tercatat 4,94 persen.
Angka tersebut lebih baik dari Amerika Serikat yang mencapai 8,5 persen, Jerman 7,5 persen, dan Prancis yang mencapai 6,1 persen.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ekonom: Masyarakat Rentan Harus Dilindungi Bansos BLT Jika Harga BBM Subsidi Naik
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR