Motor Plus-online.com - Harga BBM Pertalite terancam mengalami kenaikan, buruh keluhkan keresahkan takut terancam PHK.
Santer isu beredar terkait kenaikan harga jual BBM Pertalite.
Harga BBM diperkirakan akan naik pada akhir bulan Agustus 2022.
Berkaitan hal tersebut, partai Buruh bersama elemen serikat buruh, serikat petani, dan organisasi sipil yang lain menolak keras rencana kenaikan harga BBM Pertalite.
Dikutip dari Kompas.com, Ketua Partai Buruh Said Iqbal, ada beberapa alasan mengapa pihaknya menolak kenaikan BBM Pertalite dan Solar.
Pertama, kenaikan BBM akan meningkatkan inflansi secara tajam.
Bahkan dia memprediksi, inflansi bisa tembus pada angka 6,5 persen.
Hal itu akan berdampak pada daya beli rakyat kecil semakin terpuruk.
"Khususnya buruh pabrik yang selama tiga tahun tidak naik sudah menyebabkan daya beli turun 30 persen. Kalau BBM naik, bisa-bisa daya beli mereka turun hingga 50 persen," ujarnya melalui konferensi pers virtual, Selasa (23/8/2022).
Alasan kedua, tingkat upah di kalangan buruh yang tidak naik juga akan berdampak terhadap banyaknya PHK akibat kenaikan harga barang.
Imbasnya, perusahaan juga akan melakukan efisiensi akibat biaya energi yang meningkat.
Ketiga, tidak tepat membandingkan harga BBM di suatu negara dengan tidak melihat pendapatan per kapita.
Desas desusnya, kata Said Iqbal, harga BBM Pertalite akan naik kisaran Rp 10.000 per liter.
lanjut dia, jika dibandingkan dengan Amerika yang Rp 20.000-an (per liter), Singapura Rp 30.000-an, harga Pertalite di Indonesia memang rendah.
"Kalau melihat income per kapita, Singapura sudah di atas 10 kali lipat dibandingkan dengan kita. Jadi perbandingannya tidak apple to apple." jelasnya.
"Tidak tepat membandingkan harga BBM, tetapi tidak melihat kemampuan daya beli masyarakat," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buruh Resah Harga BBM Naik, Sebut Efeknya Daya Beli Turun hingga Ancaman PHK "
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aditya Prathama |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR