Tetapi, perkembangan zaman saat ini hampir semua mahasiswa sudah punya motor dan sangat berbahaya apabila tidak berhati-hati.
"Sebab itu, rambu-rambu lalu lintas dan pengenalan terhadap jalan yang akan dilalui, karena kadangkala (kontur jalan) juga berbahaya juga," ucap Mahfud.
"Alat kelengkapan seperti lampu dan sebagiannya supaya diperhatikan benar untuk Keselamatan berkendara," lanjutnya.
"Karena kalau dilihat angka rata-rata kematian tadi, korban kecelakaan lalu lintas lebih banyak dari korban covid-19 meninggal di DIY. Karena itu harus berhati-hati," pesan Mahfud.
Ia kemudian menceritakan pengalaman diirinya mengendarai motornya di jalan raya.
Pada tahun 1980'an, saat sedang mengendarai motor berboncengan dengan calon istri di Gondomanan sempat melanggar rambu lalulintas dan dikejar oleh petugas Kepolisian.
Baca Juga: Kata Sri Mulyani Harga Pertalite Seharusnya Rp 14.450 Per Liter
"Di Gondomanan, saya bawa motor sama calon istri saya yang sekarang. (Lalu) melanggar rambu lalulintas, dikejar sama polisi, kaget kan," sebut Mahfud.
"Polisi suruh ke pinggir. Ambilkan uang receh. Ini pak, maaf pak. Waktu itu tahun 80-an. Kalau Polisi sekarang, nggak," bebernya, diwarnai gelak tawa.
Pengalaman lucu riding bersama calon suami juga pernah dialami Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR