MOTOR Plus-Online.com - Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi memang sedang kencang-kencangnya.
Pemerintah sedang bekerja keras mengatasi permasalahan BBM ini.
Terutama BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar menjadi PR pemerintah yang harus diselesaikan.
Sebab masalah BBM ini memicu kegaduhan dan kebingungan di tengah masyarakat Indonesia.
Terlebih muncul bocoran harga Pertalite bakal naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000.
Sedangkan untuk Solar subisidi naik menjadi Rp 8.500 per liter.
Tentunya masyarakat geger dengan kenaikan harga yang signifikan itu.
Sebab nantinya kebutuhan lain juga bakal naik dampak dari naiknya harga Pertalite dan Solar subsidi.
Baca Juga: Aplikasi MyPertamina Apa Masih Diperlukan Kalau Pertalite Jadi Naik Harga?
Meskipun hingga kini belum ada keputusan resmi soal kenaikan harga BBM subsidi.
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira angkat bicara.
Ia menilai komunikasi pemerintah soal BBM subsidi kepada masyarakat cuma bikin bingung.
Sehingga menimbulkan potensi terjadinya kepanikan di masyarakat.
"Panic buying sebenarnya terjadi ketika komunikasi pemerintah membingungkan masyarakat."
"Ada yang bilang Pak Presiden akan umumkan kebijakan harga BBM minggu lalu,"
"ada juga yang lempar sinyal kenaikan harga BBM, ada juga yang masih berkeinginan menahan harga," kata Bhima, Selasa (30/8/2022).
Akibat kabar kenikan harga BBM subsidi Bhima menuturkan dampak yang terjadi di masyarakat.
Baca Juga: Heboh Soal Kabar Harga Pertalite Naik, Pertamina Sebut Stok Aman dan Imbau Supaya Hemat
“Jadi sengkarut, ini bisa menciptakan sinyal ke masyarakat bahwa harga BBM akan naik dalam waktu dekat sehingga prilaku membeli BBM di luar kebutuhan akan terjadi."
"Imbasnya apa? stok BBM subsidi yang menipis bisa makin terbatas kalau panic buying di SPBU terjadi,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal BBM Subsidi, Ekonom Sebut Komunikasi Pemerintah Membingungkan Masyarakat",
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Ilham Ega Safari |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR