MOTOR Plus-online.com - Survey membuktikan, naiknya tarif ojek online (ojol) membuat para konsumen kembali menggunakan motor pribadi.
Dampaknya, akan mempengaruhi pendapatan driver ojol, bahkan dikhawatirkan terjadi pengangguran.
Ojol sendiri telah menjadi pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan transportasi.
Solusi kepraktisan dan hitung-hitungan ongkos membuat ojol dipilih sebagai moda transportasi yang paling sering dipilih setelah kendaraan pribadi.
Hal ini terungkap dalam hasil survei Polling Institute yang menemukan bahwa 28,4 persen penumpang memilih menggunakan ojol untuk kebutuhan sehari-hari.
Ojol ini ada diperingkat kedua setelah kendaraan pribadi yang angkanya 41,4 persen.
Dalam paparan hasil survei “Kenaikan Tarif Ojek Online di Mata Pengguna dan Pengemudi”, Direktur Eksekutif Polling Institute, Kennedy Muslim mengatakan bahwa sebagian besar konsumen akan berpindah ke kendaraan pribadi dalam merespons kenaikan tarif ojol yang mencapai rata-rata 45 persen.
"Ini bisa mengindikasikan ketergantungan masyarakat urban terhadap ojek online. 61,2 persen responden tidak setuju dengan kenaikan tarif ojol," kata Kennedy.
Baca Juga: Gegara Tarif Ojol Naik Banyak Pengguna Naik Motor Pribadi, Meski Pertalite Rp 10.000/Liter
"Sebagai responsnya, ada 26,6 persen yang akan menggunakan sepeda motor sendiri," ungkapnya dikutip dari siaran pers yang diterima Wartakotalive.com, Selasa (13/9/2022).
Menurut pengamat tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriyatna, respons tersebut merupakan pilihan rasional karena perhitungan ekonomi.
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bensin lebih murah dibanding membayar tarif ojol untuk kebutuhan dalam satu hari.
Ia menilai pilihan masyarakat untuk menggunakan motor juga tidak bisa disalahkan.
"Mereka yang penghasilannya terbatas, kurang dari Rp 4 juta, itulah yang paling rentan dengan kenaikan tarif transportasi. Jadi, konsumen pindah ke sepeda motor tidak boleh disalahkan," ucap Yayat.
"Dengan minimnya pendapatan dan semakin mahalnya biaya hidup, maka agak sulit menyalahkan masyarakat ketika memilih harus menggunakan sepeda motor," tambahnya.
Survei yang dilaksanakan pada 16-24 Agustus ini dilakukan di 31 kabupaten/kota dan melibatkan 1.220 responden yang diambil menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Artinya, menurunnya permintaan ini akan membuat para pegemudi ojol kehilangan pekerjaan di tengah situasi ekonomi yang sulit," tutup Kennedy.
Baca Juga: Pengamat Sebut Naiknya Tarif Ojek Online Enggak Bikin Driver Ojol Semakin Untung
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Survei: Tarif Ojol Naik, Masyarakat Kembali ke Transportasi Motor Sendiri.
Source | : | Wartakotalive.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR