Motor Plus-online.com - Harga Pertlite dan BBM lainnya bisa saja turun jika pemerintah beli minyak Rusia, tapi begini akibatnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Pemerintah resmi menaikan Harga Pertalite dan juga BBM lainya.
Kebijakan tersebut berlakuy mulai tanggal 3 September 2022.
Rincinya, harga Perlalite naik menjadi Rp 10.000 per liternya padahal sebelumnya Rp 7.650 per liternya.
Adapun untuk BBM lain yang mengalami kenaikan harga dalah jenis Solar dan Pertamax.
Setelah kebijakan tersebut berlaku, Pemerintah Indonesia mulai mempertimbangkan opsi membeli minyak Rusia.
Pasalnya, harganya murah dibandingkan dengan harga minyak international.
Sebelumnya, China dan India sudah lebih dulu membeli minyak mentah Rusia dengan harga diskon tersebut.
Dikutip dari kompas.com Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menyebutkan ada banyak dampak negatif jika pemerintah ngotot beli minyak Rusia.
Baca Juga: Alternatif Buat BIkers Harga Pertalite Naik, Transjakarta Beroperasi 24 Jam
Mulai dari, Indonesia akan dituduh membiayai perang Rusia, hingga besarnya biaya risiko yang timbul.
"Kan baru mempertimbangkan, belum memutuskan, kalau diputuskan, berarti ini adalah keputusan yang bodoh. Karena, diluar itu ada beberapa biaya yang nantinya akan terjadi, seperti biaya angkut, risiko, hingga tuduhan membiayai perang Rusia," kata Fahmi kepada Kompas.com, Selasa (13/9/2022).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah asal Rusia.
Pertimbangan ini diambil karena Moskow menawarkan diskon besar-besaran, dimana harganya jauh lebih murah dibandingkan harga di pasar minyak international.
Fahmi merinci, biaya yang dibebankan tersebut mencakup biaya angkut yang lebih mahal karena lokasinya yang lebih jauh.
Fahmy juga mengungkapkan, dengan membeli minyak mentah Rusia, belum tentu akan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Karena, bisa saja minyak Rusia tidak sesuai dengan kilang minyak yang ada di RI.
Ia mencontohkan impor minyak perusahaan migas Angola, Sonangol EP di tahun 2014.
Baca Juga: Asik BLT BBM Rp 600 Ribu Sudah Cair, Daftar dan Cek Melalui Akun kemnaker.go.id
Menurut Fahmy, minyak Rusia belum tentu sesuai dengan syarat kilang minyak di Indonesia, seperti halnya minyak Angola.
Jika dipaksakan maka kilang minyak di RI harus melakukan penyesuaian, yang mana hal ini akan memakan biaya ekstra.
"Minyak Rusia belum tentu sesuai dengan kilang minyak di Indonesia. Dulu pernah beli minyak dari Angola karena harganya juga murah. Tapi tidak bisa dipakai di kilang Indonesia karena harus melakukan penyesuaian, jatuhnya harga lebih mahal. Mungkin minyak Rusia juga seperti itu," lanjut dia.
Fahmi mengimbau agar pemerintah Indonesia tidak terburu-buru memutuskan untuk membeli minyak mentah Rusia.
Selain tidak menjamin diskon harga bisa menurunkan harga BBM, ada juga biaya yang tidak kecil yang timbul sebagai dampaknya.
"Sebaiknya enggak usah beli minyak Rusia, karena membeli minyak Rusia bisa itu tidak menurunkan harga BBM, mustahil itu," tegas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika RI "Ngotot" Beli Minyak Rusia, Ini Beberapa Konsekuensi yang Harus Ditanggung"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aditya Prathama |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR