MOTOR Plus-Onlin.com - Pertalite terus menjadi sorotan setelah kenaikan dan rumor soal kualitas dari pertalite.
Namun terlepas hal tersebut, mending kita ulas asal usul nama Pertalite.
Pastinya tidak asing menyebut nama Pertalite.
Tapi pernah kah brother berpikir kira-kira nama tersebut diambil dari mana ya?
Mengutip dari Tabloid Otomotif, (Alm) Ahmad Bambang selaku Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) periode 2014-2016 kasih penjelasan.
Ia menjelaskan jika Pertalite sebenarnya diambil dari dua suku kata.
Pertama ada nama depan Perta yang merupakan identitas BBM diatas Premium yakni Pertamax.
"Kelompok gasoline base di atas premium. Jadi nama depannya pakai Perta," kata Ahmad Bambang.
Baca Juga: Pemotor Mengeluh Pertalite Dianggap Lebih Boros Dan Cepat Habis, Pertamina Lakukan Ini
Namun saat itu pihaknya berpikir jika akan meluncurkan bensin yang punya harga dan oktan dibawah Pertamax.
"Tapi secara spesifikasi dan harga ada di bawah Pertamax. Maunya Perta tapi di bawah Pertamax," sambungnya.
"Pilihannya banyak, ada light atau lite. Tapi akhirnya kami pilih lite yang artinya ringan. Mirip lah seperti download software gratisan atau versi trial, kan namanya lite. Jadi kira-kira ini versi ringan atau entry level di produk Perta," terangnya.
Hal tersebut lah yang merupakan nama dari Pertalite.
Sementara sesuai catatan, Pertalite pertama kali diluncurkan pada tahun 2015.
Pertalite juga pertama kali diperkenalkan sebagai BBM non subsidi.
Hal tersebut karena masih ada Premium yang menjadi BBM bersubsidi.
Pertalite pun pertama diluncurkan ke sejumlah SPBU di wilayah Jakarta, Bandung, dan Surabaya secara terbatas.
Baca Juga: Honda Vario 125 Baru Bisa Tenggak Bensin Pertalite? Begini Penjelasannya
Dengan oktan 90, Pertalite dijual seharga Rp 8.400 per liter.
Hadirnya Pertalite juga sebagai kampanye pemerintah terhadap kualiatas dari emisi gas buang.
Semakin tinggi oktan, disebut semakin rendah juga emisi gas buang.
Selain itu, tinggi oktan dinilai membuat komponen kendaraan berumur panjang.
Source | : | Tabloid OTOMOTIF |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR