MOTOR Plus-online.com - Media sosial dihebohkan kualitas Pertalite yang hanya punya RON 86 di bawah Premium 88.
Mutu Pertalite dipertanyakan bolehkan dicampur dengan Pertamax resikonya dijelaskan dosen otomotif Unnes Semarang.
Setelah harga Pertalite naik diragukan mutunya oleh netizen, bolehkan mencampur Pertalite dengan Pertamax agar kualitasnya meningkat.
Apakah sah-sah saja dilakukan atau justru memberikan efek samping terhadap mesin motor atau mobil?
Dikutif dari Kompas.com, Dosen Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes) Widya Aryadi menjelaskan, mencampur BBM beda nilai oktan ada efek sampingnya.
Katanya kandungan zat aditif detergen berbeda, komposisi yang tidak seimbang, efeknya bukan membersihkan, tapi mengotori.
"Zat aditif pembersih kerak karbon antara BBM Pertamax dan Pertalite beda jauh. Ketika keduanya di campur, itu malah kontraproduktif. Yang seharusnya octane booster malah akhirnya jadi deposit," kata Widya kepada Kompas.com, Senin (10/10/2022).
Bensin atau bahan bakar oktan tinggi mengandung octane booster yang lebih banyak.
Baca Juga: SPBU Vivo Jemput Bola Pemotor, Manfaatkan Rumor Pertalite Boros
Baca Juga: Pertalite Dicap Mudah Menguap dan Boros Langsung Diteliti Lemigas Beberapa SPBU Dites Hasilnya Kaget
Kerak karbon muncul karena dua jenis BBM beda oktan gagal tercampur sempurna.
"Octane booster BBM yang gunanya menaikkan nilai oktan itu mengandung deposit. Jika gagal terbakar, akan menumpuk di kepala piston," katanya.
Kerak dan deposit karbon berimbas pada performa mesin yang droop.
Tandanya biasa diawali gejala ngelitik ketika mesin di paksa akselerasi mendadak.
Pedal gas atau throttle yang diinjak dalam, respon mesin terlambat dan ECU akan mengkoreksi data timming pengapian jadi lebih maju.
"ECU akan menyesuaikan data kompresi, supaya seimbang campuran bahan bakar ditambah supaya mesin tidak panas dan kehilangan tenaga," katanya.
KOMENTAR