MOTOR Plus-online.com - Setelah harga Pertalite naik menjadi Rp 10 ribu per liter, ternyata omzet pedagang bensin eceran turun sampai 30 persen.
Pengumuman harga Pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter yang berlaku sejak Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB, berdampak ke banyak hal.
Naik Rp 2.350 per liter, sebelumnya harga Pertalite dijual di angka Rp 7.650 per liter.
Di balik naiknya harga Pertalite, beberapa pedagang bensin eceran terkena imbasnya.
Setelah harga bensin yang disubsidi pemerintah itu naik, pedagang bensin eceran mengakui omzetnya turun sampai 30 persen.
Selain itu, keuntungan terbilang tipis lantaran selisih modal dan harga jualnya hanya Rp1000.
Hal tersebut disampaikan salah satu pedagang bensin eceran di kawasan Kacangpedang, Kota Pangkalpinang, Yanto (60).
"Saya beli dipengerit itu Rp11.000 saya jual Rp12.000 jadi untungnya itu hanya Rp1000 setiap liternya jadi lebih tipis kalau dibandingka dulu bisa sekitar Rp 1.500-Rp 2.000," ujarnya dikutip dari Bangkapos.com.
Baca Juga: Harga Pertamax Sudah Turun Kapan Pertalite Menyusul Pihak Pertamina Kasih Tahu Info Sebenarnya
Menurut Yanto, setiap hari dirinya menyediakan stok bensin eceran sekitar 40 liter.
Adapun, bensin eceran yang disediakan Yanto tidak selalu habis dan bisa bertahan dua hingga tiga hari.
Kalau dirincikan, Yanto hanya meraup keuntungan sekitar Rp 24.000 per hari dari bensin ecerannya.
Jumlah ini sangat menurun jika dibandingkan sebelum BBM naik di mana omzenya mampu mencapai Rp 40.000.
Kondisi ini lanjut dia dipicu karena masyarakat lebih memilih Pertalite yang dijual di SPBU.
"Coba lihat antre di pom panjang, itu juga bisa jadi pengaruhnya karena harga lebih murah, jadi cukup berdampak ke kami," bebernya.
Meski begitu, ia tetap berjualan dengan apa adanya.
"Namanya juga usaha kadang untung kadang rugi, tapi yang penting bisa cari uang buat modal makan saja kita sudah sangat bersyukur, rezeki sudah ada yang ngatur," sebutnya.
Baca Juga: Warga Geram Beli Pertalite Dicatat Jadi Biang Kerok Antrian Panjang Petugas SPBU Kasih Penjelasan
Tidak hanya Yanto, pedagang bensin eceran lainnya, Cici (53) di Bukit Merapin mengakui omzetnya juga ikut turun.
Menurutnya omzetnya turun sekitar 25 persen.
"Kalau sebelum ada kenaikan harga saya jual per liternya Rp10.000 untuk satu liternya. Setelah ada kenaikan harga ini berkurang itu jelas ada, karena jual lebih mahal, orang jadi mikir dua kali kalau beli," ucapnya.
Cici menjelaskan, dulu dalam 3 hari dia mampu menghabiskan 200 liter pertalite.
"Kalau harga naik seperti sekarang tentunya saya harus menaikkan harga ecerannya," lanjutnya.
Namun saat ini hanya sekitar 150 liter Pertalite saja, jumlah ini yang turun drastis dibandingkan pendapatannya dulu.
Tak hanya itu, dia juga menceritakan BBM jenis Pertalite pun sulit didapatkan sejak isu kenaikan sehingga membuatnya hanya pasrah.
Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah mempermudah mendapatkan BBM.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul "Pasca Harga BBM Subsidi Naik, Pedagang Bensin Eceran Akui Penurunan Omzet"
Source | : | Bangkapos.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR