MOTOR Plus-online.com - Harga Pertamax lebih mahal dari harga Pertalite karena punya angka oktan atau RON lebih tinggi.
Pertalite jadi setara Pertamax cukup dicampur sari tebu diresmikan Presiden Jokowi lebih murah meriah dan mudah.
Seperti kita tahu harga Pertmax hari ini (08/11/22) Rp 13.900 per liter sedangkan harga Pertalite Rp 10.000 per liter.
Untuk mensiasati Pertalite jadi setara Pertamax ternyata mudah dan murah-meriah hanya dengan mencampurkan sari tebu.
Sari tebu yang dicampurkan ke dalam Pertalite sudah dalam bentuk etanol dalam kadar 5 persen.
Untuk mendapatkan etanol bisa beli di toko kimia atau bahkan bisa beli online seperti di Tokopedia.
Di e-comerce seperti Tokopedia satu liter etanol ada yang dijual Rp 30 ribu per liter.
Kalau campuran 5% berarti Pertalite 1 liter (1000 mm) dicampur dengan 50 ml etanol.
Baca Juga: Mutu Pertalite di Bawah Vivo Revvo 89 Diuji di Sucofindo Diprakarsai Anggota DPR
Jadi, 1 liter etanol bisa dicampur 20 liter Pertalite agar jadi setara Pertamax.
Oleh pemerintah, etanol tersebut didapat langsung dari sari tebu yang diolah.
Cara ini mengatasi penurunan cadangan minyak bumi yang jadi masalah serius.
Biomassa lignoselulosa tebu bahan baku yang berpotensi untuk produksi bioetanol dan konversi energi termal.
Di Indonesia, program yang bernama Bioetanol Tebu Untuk Ketahanan Energi telah diresmikan Jokowi.
Program bioetanol bisa berjalan sesuai rencana, dimulai dari bioetanol 5% (E5) pada BBM kemudian meningkat E10, E20 dan seterusnya.
Program bisa jadi solusi peningkatan jumlah produksi bioetanol nasional dari 40 ribu kiloliter di tahun 2022 menjadi 1,2 juta kiloliter di tahun 2030 dan menjadi potensi campuran BBM jenis minyak bensin.
"Kalau tebu ini berhasil, kemudian B30 sawit itu bisa ditingkatkan lagi, ini akan memperkuat ketahanan energi negara kita, Indonesia," kata Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Mojokerto dikutip dari esdm.go.id.
Perlu diketahui, campuran bahan bakar etanol memiliki nilai "E" yang menjelaskan persentase bahan bakar etanol di dalam campuran. Misalnya, E85 artinya adalah 85% etanol anhidrat dan 15% bensin.
Namun, campuran bahan bakar berupa E10 atau kurang telah digunakan di lebih dari 20 negara di dunia tahun 2011, dipimpin oleh Amerika Serikat.
Bioetanol sendiri merupakan biofuel terbarukan yang juga mengandung 35 persen oksigen, sehingga memberikan potensi untuk mengurangi emisi mobil dan dapat langsung digunakan dalam kendaraan sehingga mirip dengan bahan bakar konvensional.
Selain itu, Bioetanol memiliki peringkat oktan tinggi yang memungkinkan rasio kompresi mesin tinggi yang meningkatkan efisiensi dan kinerja mesin.
Lebih lanjut, Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyebutkan bahwa pada tahun 2021 Tim Studi Bioetanol ITB telah melakukan kajian pencampuran etanol 5% ke dalam Pertalite (RON 90) menjadi kualitas sama dengan Pertamax (RON 92).
Studi ITB tersebut konsisten dengan kajian pencampuran etanol 5% dengan pertalite RON 90 yang dilakukan oleh PT Pertamina.
"Potensi hilirisasi bioetanol berbasis tebu membuka peluang menciptakan ketahanan energi melalui pengurangan ketergantungan impor bahan bakar minyak nasional, sekaligus menciptakan bauran energi baru terbarukan yang ramah lingkungan," papar Arifin.
KOMENTAR