Hari berikutnya, pada Jumat (11/11/2022), tim dari Pertamina pun langsung berangkat untuk mengambil sampel dari tangki timbun SPBU dan dari nozel dispenser.
Setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur, BBM yang keluar dari nozel maupun diambil dari tangki timbun berwarna biru.
"Jadi kita justru bingung, kenapa pas di botol sampel dari polisi warnanya hijau, pas kita keluarin dari nosel warnanya biru. Padahal itu belum pernah ada perubahan sama sekali," kata Taufiq.
Setelah itu, melihat hasil pengecekan lab di Terminal BBM Baubau serta langsung di SPBU, pihak kepolisian pun melepaskan segel pada Sabtu (12/11/2022).
"Jadi Sabtu itu segel sudah dilepas, hari Minggu (13/11/2022), SPBU sudah beroperasi," tuturnya.
Warna bukan indikator utama
Taufiq menjelaskan, warna bukanlah indikator satu-satunya spesifikasi BBM.
Untuk menentukan BBM masuk spesifikasi mana, harus dilakukan uji lab secara lengkap, termasuk berat jenis, nilai penguapan atau nilai kalor, dan beberapa parameter lain.
Dia menegaskan, semua produk Pertamina sudah memiliki spesifikasi sesuai Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen Migas Kementerian ESDM).
"Ditjen Migas mengeluarkan spesifikasi, kalau Pertalite itu berat jenis sekian sampai sekian, nilai kalor-nya sekian sampai sekian, karena itu diperuntukkan untuk mesin yang speknya 90," ungkap dia.
Editor | : | Aong |