"Tak sedikit kebiasaan pemilik kendaraan beli bensin berdasarkan nominal Rupiah, bukan literan," buka Tri Yuswidjajanto Zaenuri dikutip dari GridOto.com.
Kenaikan harga Pertalite dengan pembelian nominal yang sama tentu mengurangi jumlah literan yang didapat.
Sebelum kenaikan harga Pertalite, uang Rp 100 ribu bisa membeli 13,07 liter, sekarang berkurang menjadi 10 liter saja.
"Karena lebih sedikit dapatnya jadi penggunaan Pertalite terasa lebih boros dari segi jarak tempuh yang bisa dicapai," ujar Pak Yus, sapaan akrabnya.
Jauh lebih dalam, Pertalite jadi lebih boros bisa karena BBM itu sendiri.
Salah satu faktor yang berpengaruh perubahan kandungan nilai kalor di dalamnya.
"Nilai kalor menentukan besaran energi densitas per liter yang dihasilkan dari massa jenis bahan bakar," terang Pak Yus.
Baca Juga: Pemotor Ketakutan Petugas SPBU Dipukul Pembeli Pertalite, Pelaku Jadi Buronan Polisi
Nilai kalor bisa berubah dari proses pengolahan minyak mentah di kilang menjadi nafta.
Dalam pembuatan bahan bakar, nafta yang dihasilkan terkadang bisa tinggi atau bisa rendah bergantung dari kualitas minyak mentah.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Radityo Herdianto |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR