Motor PLUS-Online.com - Pada MotoGP 2023 nanti sudah dijadwalkan 21 seri sepanjang tahun dengan dua negara terbaru, Kazakhstan dan India.
Belum lagi dengan metode Sprint Race yang diselenggarakan pada hari Sabtu, sehingga dalam sepekan akan digelar dua balapan yang berarti 42 balapan setahun.
Jumlah yang sangat banyak dan padat, bahkan bisa dibilang MotoGP adalah kompetisi dengan jumlah balapan terbanyak di dunia.
F1 menggelar metode Sprint Race pun tidak di semua serinya, pun dengan WSBK yang menggelar tiga balapan setahun hanya memiliki 11 seri.
Tak heran kalau metode Sprint Race ini membuat Dorna Sports mendapatkan banyak protes dari Manajemen Tim dan juga para pembalap karena dinilai sangat melelahkan.
"Ini adalah metode terbaik bagi kami yang kehilangan pemasukan selama pandemi, dengan jumlah balapan yang semakin banyak, maka semakin besar pendapatan,"opini dari Carmelo Ezpeleta, CEO Dorna Sports sebagai promotor MotoGP.
"Kami menilai tidak akan melelahkan karena Sprint Race hanya setengah dari balapan utama dan kami tidak mengadakan FP4, sehingga akan lebih ringkas," imbuhnya dilansir dari Speedweek.
Pendapat dari Carmelo Ezpeleta ini terbilang menuai kontroversi karena bukan dia yang menjalani balapan setiap pekan.
Akan sangat melelahkan bagi Mekanik, Staff Tim, dan khususnya pembalap MotoGP yang ketambahan durasi balapan.
Baca Juga: Tak Semua Pembalap MotoGP Pernah Juara Dunia, Ini Daftar Pembalap MotoGP 2023 Yang Belum Juara Dunia
Padahal jumlah seri yang semakin banyak di musim panas saja sudah membuat mereka akan lebih sering berada di sirkuit.
"Ini juga menjadi bagian dalam upaya kami menjaga antusiasme penonton dan penggemar terhadap MotoGP," kata Carmelo Ezpeletan.
Baca Juga: Kacau, Driver Ojol Diduga Lecehkan Penumpangnya Sendiri Siswi Sekolah di Cakung
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR