MOTOR Plus-Online.com - Mapolsek Astanaanyar Bandung diserang teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri pada (7/12/2022). Aksi bom bunuh diri ini diduga adanya aksi provokasi.
Juga beredar viral Suzuki Shogun 100 yang disinyalir digunakan oleh pelaku sebagai kendaraan untuk menuju Mapolsek Astanaanyar. Juga tertempel kertas berisi provokasi dengan mengandalkan agama pada bagian lampu depan Suzuki Shogun tersebut.
Kejadian bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar itu terjadi pada pukul 08.20 WIB kala ada seorang laki-laki mengacungkan senjata tajam kepada para petugas yang sedang apel pagi.
"Lalu ada ledakan. Sekarang pelaku meninggal dunia di lobi. Tiga orang anggota kami mengalami luka-luka," ujar Aswin Sipayung, Kapolrestabes Bandung menjelaskan.
Saat ini, ketiga polisi yang luka-luka dirawat di RS Sartika Asih, Bandung. Tempat kejadian perkara pun sudah dipasangi garis polisi.
"Jalan raya ditutup. Saat ini (kami) sedang menunggu tim jibom dari Kapolda Jabar," ungkap Aswin dikutip dari Kompas.com
Selain si pelaku, tidak ada korban tewas atas insiden tersebut. Kini Suzuki Shogun yang diduga digunakan pelaku sebagai kendaraan pun sedang diamankan sebagai barang bukti.
Sekadar informasi, pada era 2000-an awal, Suzuki Shogun adalah motor yang cukup favorit untuk digunakan di kancah balap. Baik itu balap nasional dan balap Asia, Suzuki Shogun kerap membawa pembalap ke podium.
Baik itu era Hendriansyah, Ahmad Jayadi, dan juga tim balap AHRS Racing Team yang berjaya di era-era awal Kejurnas Indoprix.
Baca Juga: Kasus Bom Bunuh Diri di Astana Anyar, Polisi Lakukan Pengalihan Arus, Bikers Jangan Mendekat di TKP
Kini Suzuki Shogun juga masih kerap dicari kolektor karena menjadi barang yang dicari kolektor dan juga para penggemar Suzuki.
Di E-Commerce, Suzuki Shogun 110 cc ini masih dihargai dengan rentang harag Rp 3,5 juta sampai Rp 6 juta tergantung kondisinya.
Baca Juga: Maling di Samarinda Gasak Motor Seharga Rp 123 Juta, Cuma Buat Antar Pacar ke Balikpapan
Source | : | Kompas.com,Dok. OTOMOTIF |
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR