MOTOR Plus-online.com - Akhirnya terungkap harga Pertalite kenapa belum turun saat harga minyak dunia anjlok dijelaskan langsung pemerintah.
Saat ini Pertalite masih dijual Rp 10.000 per liter di SPBU Pertamina.
Harga Pertalite tersebut belum juga turun disaat harga minyak dunia mengalami tren penurunan.
Alasan mengapa harga Pertalite sampai saat ini belum juga turun langsung dijelaskan pemerintah.
Hal ini terkait dengan harga keekonimian atau harga wajar untuk BBM jenis Pertalite.
Soal harga Pertalite yang masih bertahan Rp 10.000 per liter dikatakan Menteri ESDM.
Sebelum naik jadi Rp 10.000 per liter, Pertalite dijual di SPBU Pertamina Rp 7.650 per liternya.
Saat ini, harga minyak mentah dunia kembali mengalami penurunan.
Baca Juga: Dampak Motor Injeksi Pakai Pertalite Sedangkan Kompresi Mesin Sekarang Sudah Tinggi
Harga minyak mentah sempat menyentuh level terendah tahun ini di 71 dollar AS per barrel pada akhir perdagangan pekan lalu.
Mulai Selasa (13/12/2022) per pukul 07.00 WIB kemarin, Bloomberg mencatat harga minyak dunia ada di level 73 dollar AS per barrel.
Lalu apakah dengan bergeraknya harga minyak dunia meninggalkan level 100 dollar AS per barrel bakal menurunkan harga Pertalite?
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, saat ini harga jual Pertalite yang sebesar Rp 10.000 per liter sejak dinaikkan pada 3 September 2022 lalu, memang sudah mulai mendekati harga keekonomiannya.
"Sekarang sih enggak jauh antara harga keekonomian dengan harga Pertalite-nya ya, kalau setahu saya ya," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (12/12/2022).
Meski demikian, pemerintah saat ini belum berencana menurunkan harga BBM RON 90 itu.
Lantaran, harga jual Pertalite saat ini posisi tetap masih di bawah harga keekonomian.
Dengan demikian, meski harga minyak dunia trennya menurun, namun tetap ada selisih antara harga jual dan harga keekonomian Pertalite yang disubsidi atau dikompensasi pemerintah.
Baca Juga: Harga BBM Vivo Setara Pertamax dan Pertalite Kembali Turun Bedanya Tipis Banget Cuma Seratus Perak
Menurut dia, pemerintah bakal mengevaluasi harga Pertalite jika harga jualnya yang sebesar Rp 10.000 per liter itu memang sudah menyentuh harga keekonomiannya.
"Harga BBM bersubsidi itu, saat ini pun harga jualnya masih lebih rendah dari keekonomiannya, jadi kan masih belum. Kalau nanti itu sudah seperti itu (menyentuh harga keekonomian), baru kita evaluasi," kata Tutuka.
Sebelumnya, usai kenaikan harga Pertalite, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, besaran harga Rp 10.000 per liter itu jauh lebih rendah dari harga keekonomiannya yang sebesar Rp 14.450 per liter.
Kala itu, penghitungan harga keekonomian Pertalite berdasarkan rata-rata harga ICP yang sebesar Rp 105 dollar AS per barrel dan kurs Rp 14.750 per dollar AS.
Hal itu sejalan dengan harga minyak dunia yang saat itu bergerak di kisaran 100 dollar AS per barrel.
Sementara, untuk harga Pertalite bisa turun ke Rp 7.650 per liter tanpa intervensi APBN alias tanpa disubsidi, kata Febrio, hal itu memungkinkan apabila harga ICP berada di level 41 dollar AS- 42 dollar AS per barrel.
"Jadi kalau kemarin harganya Pertalite Rp 7.650, itu sebenarnya setara dengan ICP-nya harusnya 41-42 dollar AS. Jadi harga yang sekarang kita sudah naikkan ke Rp 10.000 pun itu masih di bawah harga keekonomian," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (5/9/2022).
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR