Pemotor Waspada Tanggal 21 Desember Jangan Keluar Rumah Ada Fenomena Solstis, Pakar Ungkap Faktanya

Ahmad Ridho - Sabtu, 17 Desember 2022 | 11:30 WIB
NBC News
Ilustrasi, fenomena alam Solstis pemotor jangan keluar rumah tanggal 21 Desember 2022, begini kata pakar.

MOTOR Plus-online.com - Waspada fenomena Solstis tanggal 21 Desember 2022 pemotor jangan keluar rumah, begini kata pakar.

Fenomena alam selalu terjadi setiap tahunnya.

Tapi ada beberapa larangan pemotor tidak keluar rumah saat terjadi fenomena alam.

Seperti yang akan terjadi fenomena Solstis pada tanggal 21Desember 2022 besok.

Video himbauan agar jangan keluar rumah ramai di media sosial.

Fenomena Solstis membuat pemotor bingung kenapa dilarang keluar rumah pada tanggakl 21 Desember.

Informasi yang beredar luas soal fenomena Solstis membuat pakar mengungkap fakta sebenarnya.

Apa itu fenomena Solstis dan seperti apa yang akan terjadi.

Baca Juga: Cara Aman Lihat Gerhana Matahari Langsung, Cegah Kerusakan Mata Bikers

Sebuah video dengan narasi tidak boleh keluar saat 21 Desember 2022, ramai di media sosial. Video tersebut diunggah oleh akun TikTok ini pada Minggu (11/12/2022).

Video juga disertai tangkapan layar laman berita yang menyebutkan bahwa 21 Desember mendatang akan terjadi fenomena solstis.

"Tidak boleh keluar malam tanggal 21 Desember 2022," tulis pengunggah.

Melalui kolom komentar, pengunggah juga menerangkan apa itu fenomena solstis.

Menurut dia, solstis adalah gerak semu tahunan matahari yang menjangkau kedudukan di atas garis balik selatan.

Video ini pun ramai mendapatkan komentar dari warganet, dan telah ditonton oleh lebih dari 4,8 juta pengguna.

Benarkah pada 21 Desember 2022 akan terjadi fenomena solstis? Dan benarkah masyarakat tidak boleh keluar rumah?

Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, solstis adalah fenomena astronomi biasa.

Baca Juga: Bikers Bisa Mengabadikan Momen Langka, Gerhana Matahari Cincin di Indonesia Akan Melintasi 31 Provinsi

Saat terjadi fenomena solstis, menurut Andi, tidak ada larangan bagi masyarakat untuk keluar rumah.

Sebab, solstis tidak berkaitan dengan aktivitas berbahaya apa pun.

"Sebenarnya solstis sama sekali tidak berkaitan dengan aktivitas seismik atau kegempaan, solstik juga tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanologi," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/12/2022).

Andi menjelaskan, solstis terjadi karena sumbu rotasi bumi miring 23,5 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau poros kutub utara dan selatan langit.

Kondisi ini, lanjut dia, terjadi dua kali dalam setahun, yakni saat Juni dan Desember.

Saat Juni, solstis terjadi lantaran kutub utara dan belahan Bumi utara condong ke arah Marahari.

Sebaliknya, saat Desember, belahan Bumi selatan dan kutub selatan condong ke Matahari.

Fenomena ini juga menyebabkan Matahari terbit dari arah tenggara dan terbenam di arah barat daya.

Baca Juga: Astaga! Ada Bulan Purnama Jatuh ke Jalan, Dua Bikers Kocar-Kacir, Lihat Videonya

Namun demikian, terbitnya Matahari tersebut kembali disesuaikan dengan lintang geografis masing-masing wilayah.

Penuturan Andi, lintang tinggi terutama di belahan Bumi selatan, Matahari cenderung terbit di arah tenggara agak selatan dan terbenam di arah barat daya agak selatan.

Bukan 21 Desember 2022, Andi meluruskan bahwa fenomena solstis tahun ini terjadi pada 22 Desember 2022.

Menurut Andi, solstis berdampak langsung pada lamanya waktu siang dan malam.

Untuk belahan Bumi utara, kata dia, panjang siang akan lebih pendek dibandingkan dengan panjang malamnya.

Sebaliknya, saat solstis Desember mendatang, belahan Bumi selatan akan mengalami siang lebih panjang daripada malam.

"Jadi panjang siang ini diukur dari waktu Matahari terbit hingga Matahari terbenam. Itu dihitung durasinya berapa, itulah yang menjadi panjang siang," tutur dia.

Sementara itu, panjang malam diukur mulai Matahari terbenam hingga Matahari terbit.

Baca Juga: Gaya Wika Salim Naik Motor di Bawah Terik Matahari, Resleting Jaket Sampai Dibuka

"Untuk di Indonesia sendiri saat solstis Desember di belahan Bumi bagian utara seperti di Sabang, Miangas, dan Tarakan, itu panjang siangnya hanya 11,5 jam," papar Andi.

Sedangkan di Indonesia belahan selatan, seperti Pulau Rote dan Pulau Timor, durasi siang menjadi lebih panjang dari biasanya, yakni sekitar 12,7 jam.

Adapun di bagian lintang tinggi belahan Bumi utara, Andi menjelaskan bahwa solstis menjadi pertanda awal musim dingin.

"Sebaliknya di belahan bumi selatan, solstis Desember di belahan Bumi seLatan mengalami musim panas. Dan menjadi awal dari musim panas," tutup Andi.

Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/15/073000065/21-desember-tidak-boleh-keluar-rumah-karena-ada-fenomena-solstis-benarkah-?page=all

Penulis : Ahmad Ridho
Editor : Ahmad Ridho


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular