Ia menambahkan, penyebab banjir karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya.
"Gempa dan banjir sih jelas punya (pengalaman) ya, karena rumah saya juga kebanjiran. Karena banyak yang buang sampah sembarangan, jadi kita kena dampaknya," ungkapnya.
"Paling parah kan banjir di daerah Kemang, tinggi soalnya, nah itu kan menghambat kerja kita saat sedang mengantar penumpang, terus satu-satunya jalan lewat situ jadi menghambat juga," tambah Rafli.
Berbagaicara telah ia siapkan untuk menghadapi potensi rawan bencana di Jakarta, baik saat gempa bumi maupun banjir.
"Kalau untuk gempa, ketika di luar ruangan itu diupayakan untuk mencari tempat yang lapang, jauh dari gedung-gedung tinggi dan lain sebagainya untuk menghindari itu," sebutnya.
"Kalau misalkan banjir, kita sebagai warga Jakarta dimohon kerjasamanya untuk tidak membuang sampah sembarangan, agar saluran tidak terhambat," ucap Rafli.
Rafli berharap, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memiliki solusi dalam mengantisipasi potensi bencana alam di Jakarta.
Baca Juga: 5 Cara Aman Berkendara saat Badai Dahsyat dan Hujan Ekstrem di Jabodetabek
"Harapan saya semoga ke depannya Jakarta dapat berkurang potensi bencananya, terutama banjir di titik-titik keramaian," tambahnya.
Driver ojol lainnya, Yudha Prastyo (28) juga turut khawatir terhadap potensi rawan bencana di Jakarta.