Penggunaan BBM di Karimunjawa tidak hanya untuk kendaraan motor dan mobil.
Warga yang berprofesi sebagai nelayan sangat menggantungkan hidupnya pada stok BBM, salah satunya mencari cumi-cumi.
Mereka tidak hanya membutuhkan solar untuk menghidupkan mesin kapal, tetapi juga membutuhkan pertalite untuk genset guna menghidupkan lampu.
Karena nelayan pencari cumi membutuhkan lampu penerang saat berburu cumi. Tanpa peralatan itu, nelayan tidak bisa mendapatkannya buruannya.
"Kalau nelayan kehabisan bbm dan tidak ada solar tidak bisa melaut. Yang cumi tidak bisa menyalakan jensetnya karena tidak bensin," terangnya.
Ia mengatakan, Pertamina seharusnya melakukan perhitungan berapa lama stok BBM di Karimunjawa habis.
Pasalnya seringkali pengiriman BBM dilakukan saat di Karimunjawa sudah kehabisan stok.
Baca Juga: Wow Pertalite Gratis Dibagikan Mantan Anggota DPRD Kendari, Target Ratusan Motor Per Titik
Terpisah, Area Manager Communication, Relations, dan CSR Jawa bagian Tengah Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho menjelaskan, standar prosedur pengiriman BBM adalah pemesanan dan pembayaran terlebih dahulu dari SPBU, baru dikirim Pertamina.
"Di semua SPBU diberlakukan seperti itu," ujarnya.
Tanpa proses seperti itu, kata dia, BBM tidak akan dikirim.
Saat ini pihaknya sudah menyiapkan pengiriman stok BBM untuk Karimunjawa. Namun pengiriman itu terkendala cuaca buruk.
"Kapal kami sudah memuat Pertalite 40 kiloliter dan Biosolar 95 kiloliter yang sudah siap berlayar dari Semarang menuju SPBU Karimunjawa menunggu cuaca membaik," kata Brasto.
Pihaknya terus memantau kondisi cuaca dan gelombang tinggi. Pihaknya juga berkoordinasi dengan instasi terkait ihwa kondisi cuaca dan kesematalan pelayaran.
"Semoga pasokan BBM melalui kapal bisa segera dijalankan," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Karimunjawa Dilanda Krisis BBM, Harga Pertalite Tembus Rp 17 Ribu Per Liter"
Source | : | TribunJateng.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR