MOTOR Plus-online.com - Pengusaha SPBU Pertamina ramai-ramai menjual usahanya, pakar ekonomi bongkar alasannya.
Usaha SPBU Pertamina memang banyak yang dimiliki perorangan (pengusaha).
Produk bensin yang dijual Pertamina memang paling murah dibandingkan SPBU swasta yang ada di Indonesia.
Seperti Pertalite, masih jadi jenis bensin Pertamina yang dijual paling murah yakni Rp 10.000 per liter.
Sementara bensin di SPBU swasta harga per liternya di atas Rp 10.000.
Sementara itu, belum lama ini Pertamina juga menurunkan harga jual Pertamax jadi Rp 12.800 per liter.
Namun belakangan muncul fenomena para pengusaha mulai banyak yang menjual usaha SPBU Pertamina.
Alasan penjualan SPBU Pertamina ini bikin kaget dan faktanya diungkap pakar ekonomi.
Baca Juga: Akhir-akhir Ini Banyak SPBU Pertamina Warna Hijau Bermunculan, Ada Apa?
Dikutip dari Kompas.com, Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengungkapkan, meskipun kepastian pasar cukup besar, namun biaya operasional termasuk pajak penjulan cukup tinggi, terutama di kawasan tertentu.
Hal inilah yang menyebabkan fenomena SPBU Pertamina marak dijual.
Selain itu, fenomena ini dinilai terjadi karena kalah saing dengan SPBU asing, munculnya kendaraan listrik, hingga minimnya profit yang dihasilkan.
“Fenomena itu menurut saya, memang karena margin atau profit dari bisnis SPBU eceran itu kecil sekali itu. Meskipun ada kepastian pasar yang cukup besar, biaya operasionalnya termasuk pajak penjualan, PBB-nya cukup tinggi. Sehingga makin memperkecil profit,” kata Fahmy kepada Kompas.com, Kamis (5/1/2023).
Fahmy juga mengungkapkan, kawasan strategis di kota besar, seperti Jakarta dinilai kalah saing dengan SPBU asing.
Hal ini termasuk servis yang lebih baik pada SPBU asing, dibandingkan dengan SPBU Pertamina.
“Saya menduga, SPBU Pertamina kalah saing dengan SPBU asing, apalagi kalau posisinya berdekatan dengan SPBU asing, karena servis SPBU asing lebih baik, jadi konsumennya berpindah,” ungkap dia.
Adapun yang perlu menjadi bahan perhatian terkait dengan service, mencakup dari segi kecepatan, ketepatan jumlah yang dibeli, hingga dari segi kualitas.
Baca Juga: Gawat Pertalite Tercampur Air Di Rengasdengklok, Begini Bahayanya Buat Mesin Motor
Walau demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa SPBU Pertamina memiliki jumlah yang lebih banyak, dibanding SPBU asing.
“Pertamina harus lebih baik, kalau tidak itu pasti kalah bersaing, meskipun harganya sama. Orang akan cenderung memilih SPBU asing, tapi kan SPBU asing belum sebanyak milik Pertamina, itulah yang menyebabkan Pertamina (mungkin) kurang mensyaratkan service yang standar,” tambahnya.
Di sisi lain, Fahmy juga menyoroti potensi peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.
Ini juga dinilai menjadi sunset bagi bisnis SPBU Pertamina, dimana akan ada banyak masyarakat yang beralih dari menggunakan BBM ke listrik.
“Ke depan, SPBU itu juga akan memasuki sunset industri, akan kenggelam jika komunitas mobil listrik semakin besar, dan mereka banyak yang beralih ke mobil listrik. Sehingga penjualan di SPBU semakin berkurang,” tegas dia.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR