MOTOR Plus-online.com - Ternyata inilah alasan kenapa power dan torsi motor dalam brosur pabrikan lebih besar dibandingkan saat melakukan dyno test sendiri.
Pernah enggak brother bingung melihat hasil power dan torsi motor di brosur pabrikan berbeda dengan saat hasil dyno test sendiri?
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan metode pengetesan yang dilakukan pabrikan dengan dyno test yang ada di bengkel.
"Kalau klaim pabrikan yang keluar di brosur itu mengukur tenaga dan torsi motornya langsung dari putaran crankshaft," kata Imam Budihardjo dari Alfa Jaya Motor.
Metode crankshaft dyno test yang dilakukan pabrikan menghasilkan pembacaan power dan torsi motor lebih besar.
"Tenaga dan torsi motor langsung diukur melalui putaran crankshaft, sehingga energi gerak yang dihasilkan oleh proses pembakaran di mesin enggak banyak terbuang," sambungnya saat ditemui di Petukangan, Jakarta Selatan ini.
Berbeda dengan metode dyno test yang banyak bengkel lakukan, yaitu mengukur lewat putaran roda belakang.
"Kalau dyno test pada bengkel itu jenisnya chassis dyno test," ungkap Imam yang menyewakan mesin dyno merek Axis asal Amerika untuk umum.
Baca Juga: Benar Enggak Sih, Dyno Test Bisa Bikin Mesin Motor Tambah Kencang
"Chassis dyno test mengukur tenaga dan torsi mesin lewat Flywheel yang diputar oleh ban belakang motor," tambahnya.
Metode chassis dyno test ini yang membuat pembacaan tenaga dan torsi motor lebih kecil dari klaim pabrikan.
"Hal ini karena power dan torsi yang tercatat itu sudah banyak loss energy," ucap Imam.
"Maksudnya, tenaganya terbuang mulai dari transmisi, rantai dan putaran ban. Makanya lebih kecil dibandingkan hasil dari pengetesan langsung di crankshaft," sebutnya.
Itulah mengapa hasil dyno test di bengkel pada umumnya lebih kecil dari klaim pabrikan yang tertulis di brosur dengan menggunakan metode crankshaft dyno test.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Isal |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR