MOTOR Plus-Online.com - Para driver ojol memastikan menolak tegas adanya jalan berbayar atau electronic road pricing/ERP.
ERP dianggap para driver ojol dapat merugikan pihaknya.
Hal ini lantaran biaya ERP yang dibebankan pada driver ojol akan mempengaruhi pemasukannya.
Hal itu diungkapkan oleh salah sagtu driver ojol, yakni Uus (28).
"Coba dipikirkan lagi gimana nanti nasib driver yang harus lewat jalan yang ada sistem ERP-nya," ungkapnya dikutip dari Kompas.com, Sabtu (21/1/2023).
Uus menjelaskan pemasukannya selama jadi ojol yakni Rp 120 ribu saja per hari.
"Hitunglah minimal Rp 5.000 per masuk jalan berbayar. Kalau harus lewat sebanyak 10 kali sehari, berarti saya habis Rp 50.000 cuma buat bayar ERP aja," terang dia.
Lalu driver ojol lainnya, Ari (24) juga turut mengkritisi rencana penerapan ERP.
Ia menilai kebijakan ERP belum cocok diterapkan di Jakarta.
"Apalagi dengan tarif sebesar Rp 5.000-Rp 19.000 untuk sekali jalan, untuk motor, ini sangat lah berat, terutama untuk para ojol (ojek online)," ujarnya ditemui di Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo.
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR