MOTOR Plus-Online.com - Ban MotoGP adalah salah satu yang paling krusial karena bergesekan langsung dengan aspal.
Baik itu jelas kompon ban, suhu ban, sampai kondisi tekanan angin harus dijaga secara teliti sebelum dipakai balapan.
Dorna Sports dan FIM menentukan tekanan angin pada ban depan di angka 29 Psi.
Sedangkan untuk ban belakang ada di 26,1 Psi. Baik untuk ban depan dan belakang, kurang atau lebih 0,2 bar masih dalam batas yang diizinkan.
"Tujuannya agar ban tidak terlalu keras atau lunak bagi pembalap. Karena gaya balap setiap orang akan berbeda, tekanan angin ban akan memberikan pengaruh," tutur Piero Taramasso, Direktur Road Race Michelin menjelaskan dalam situs resmi Michelin.
Lalu udara yang digunakan adalah udara kering atau dry air. Sekilas jika dirasa akan mirip tekanan angin biasa yang sering kita jumpai.
Hanya saja dry air yang digunakan di MotoGP sudah melalui beberapa proses, sehingga udaranya tidak lagi mengandung air yang bisa merusak komponen ban.
Kenapa tidak menggunakan Nitrogen? Beberapa tahun lalu Nitrogen memang digunakan untuk kancah MotoGP dan F1, tetapi sekarang tidak lagi.
Nitrogen punya karakter yang dingin, sehingga ban sulit untuk mencapai suhu tertentu jika menggunakan Nitrogen.
Baca Juga: Ban MotoGP Bukan Diisi Nitrogen, Tapi Angin Atau Udara, Seperti Di Motor Harian?
Apalagi, ban MotoGP butuh mencapai 100 derajat Celcius untuk ban depan dan 120 derajat Celcius untuk ban belakang dengan cepat namun stabil di akhir.
Kalau pakai Nitrogen, butuh berjam-jam ban diselimuti dengan tyre warmer agar mendapatkan suhu tersebut.
Michelin selali melakukan upgrade pada teknologi bannya setiap tahun, sehingga selalu ada perkembangan yang bisa mereka bawa untuk produk masal.
Baca Juga: Motoriz Terima Konversi Motor Listrik Mulai dari Harga Rp 14 Jutaan
Source | : | Michelin Motorsport |
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR