Menurut Gary, sistem swap baterai masih belum menguntungkan untuk konsumen.
“Sistem swap baterai belum nyaman dan tidak menguntungkan bagi para konsumen. Berat baterai yang digunakan pada sistem swap tidak bisa terlalu besar ataupun berat, alhasil berdampak pada kecepatan dan jarak yang dapat ditempuh," ujar Gary saat sesi door stop di acara launching motor listrik ECGO 3 dan 5, Jumat (3/2/2023).
"Konsep baterai ECGO ini dibuat agar dapat digunakan untuk aktivitas sehari penuh tanpa harus dicas,"
“Masyarakat rata-rata biasanya tempuh jarak sekitar 50 km per hari. Nah untuk ojol, kira-kira 100 km sampai 150 km per hari. Dengan sistem swap, pengguna motor hanya dapat menempuh 50 km dan harus menyisakan 10 km untuk mencari swap station terdekat,"
"Kalau begini berarti untuk komunitas ojol harus swap baterai setidaknya 3 kali sehari. Sedangkan dengan ECGO dapat menempuh jarak 160 km tanpa harus mengisi daya,” tambahnya.
Gary sendiri mengatakan, untuk motor listrik ECGO 3 dan 5 menggunakan sistem langganan baterai.
Sistem ini mempunyai kemiripan dengan sistem token PLN yang biasa digunakan di rumah.
Baca Juga: Harga Motor Listrik ECGO 3 dan ECGO 5, Mulai Rp 9 Jutaan Jika Langganan Baterai
“Sistemnya mirip token PLN, jadi voucher isi ulang. Kira-kira biayanya Rp 120 perak sampai 150 perak per kilometer, konsumen hanya bayar sesuai dengan kebutuhan perjalanan masing-masing,” jelas Gary.
“Baterai bawaan tetap diisi daya di rumah, namun kenaikan biaya listrik rumah tidak akan terlalu signifikan. Karena charging standar hanya butuh daya sekitar 300-350 watt, ya kira-kira setara dengan dispenser air saja,” tutupnya.
Penulis | : | Yuka Samudera |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR