MOTOR Plus-Online.com - Dalam setiap desain motor MotoGP pasti selalu memiliki lubang pada bagian depan atau ram air.
Ram air memang berkembang di era motor MotoGP 4-Tak yang pada awalnya berfungsi sebagai lubang yang memasok udara untuk mendinginkan ruang bakar.
Udara yang ditangkap oleh ram air akan disalurkan kepada air intake, dipadukan dengan kecepatan motor, jelas udara yang ditangkap dan masuk ke ruang.
Seiring berkembangnya motor MotoGP, ram air tidak hanya sekadar untuk menangkap angin untuk disalurkan ke ruang bakar.
Perannya semakin vital kala mendinginkan beberapa perangkat elektronik, khususnya ECU dan aki.
Ini juga mengubah konstruksi motor, punuk pada motor bukan lagi tangki bensin, melainkan duduan ECU, tangki bensin dipindah pada bagian bawahnya.
Angin pun bisa menyalurkan angin dan mendinginkan ECU dengan lebih baik sejak saat itu.
Bahkan desain ram air makin diperhitungkan dengan karakter setiap pabrikan, misalnya KTM.
Dalam bentuk bodi motor KTM RC16, terlihat ada dua pola di bagian ram air, ada yang tersalur ke ruang mesin dan ada yang ke sisi-sisi motor.
Baca Juga: Hore Motor Tidak Langsung Bodong Walaupun Nunggak Bayar Pajak, Polisi Bongkar Faktanya
Pasalnya KTM RC16 memiliki pembuangan panas yang berada di sisi motor, tepat di kaki pembalap.
Alhasil butuh pasokan udara yang memberikan angin di bagian panas tersebut, agar kaki pembalap tidak kepanasan karena hantaran panas mesin.
Lalu bentuk ram air kini semain vertikal, bukan hanya horizontal seperti era 2010-2020.
Bentuk ram air yang vertikal bisa memberikan down force atau daya tekan ke bawah sebagai salah satu perangkat aerodinamika.
Down force yang baik juga menghasilkan top speed yang baik, dijelaskan sederhana seperti itu.
Makanya tak heran kalau melihat Yamaha YZR-M1, Aprilia RS-GP, Honda RC213V bentuk 'mulut'nya atau lubang di fairind depan semakin lebar dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Harga Baterai Motor Listik United Di IIMS 2023, Cocok Buat Cadangan
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR