Jadi, perbedaan RON yang beda-beda tipis ini lah yang menyebabkan sensasi di performa kendaraan juga terasa berbeda.
Selain itu kata Prof. Yus, masing-masing produk BBM dari brand yang berebda ini mengandung zat aditif tertentu yang akan memengaruhi efek penggunaannya.
"Zat aditif pada BBM ada yang untuk mengatur RON seperti octane booster, serta ada yang berfungsi menjaga performa mesin seperti deterjen. Lalu ada juga yang berfungsi untuk memelihara katup hisap seperti karburator dan injector agar tidak menghasilkan deposit yang banyak," katanya.
"Nah zat aditif yang digunakan berbagai produsen ini berbeda-beda. Makanya kalau kendaraan biasa isi BBM Pertamina lalu mencoba Shell atau produsen lain, rasanya juga akan berbeda," sambung Yus.
Adapun efek dari pencampuran BBM beda merek ini, bergantung atau akan ditentukan oleh kemampuan setiap kendaraan.
"Orang itu jarang mengisi BBM sampai tangkinya habis dan kosong. Sehingga kalau BBM dari beda merek ini tercampur dan mesinnya mampu menerima itu tidak masalah. Tapi jika tidak mampu, justru malah menghasilkan kotoran yang banyak," jelas Yus.
Akibatnya, efek pencampuran BBM beda merek di SPBU ini justru dianggap tidak terlalu baik bagi performa kendaraan.
"Jika masing-masing BBM beda produsen ini tak bisa bersinergi di ruang bakar, akan membuat performa mesin kendaraan menurun," ucap Yus.
Oleh sebab itu, pemilik kendaraan disarankan jangan terlalu sering mengisi BBM beda merek.
"Saran saya sebaiknya jangan sering mencampur atau mengkonsumsi BBM dari merek yang berbeda. Misalnya kalau sering pakai Pertamina atau produsen lain, ya konsisten pakai itu saja terus," pungkas Yus.
KOMENTAR