MOTOR Plus-online.com - Berikut ini pentingnya sensor O2 di motor balap road race, ternyata bukan sekadar pajangan.
Bukan tanpa alasan, motor-motor balap butuh settingan yang lebih detail.
Berbeda dengan sensor O2 bawaan motor, di motor balap menggunakan sensor O2 berjenis wide band.
Sementara untuk sensor O2 bawaan motor masih menggunakan jenis narrow band.
Bedanya, sensor dengan jenis narrow band yang dibaca hanya berupa voltase.
Jenis ini sering juga disebut closed loop system, dan hanya dapat mengukur AFR di 14,7:1.
Sedangkan, sensor dengan jenis wide band atau kerap disebut opened loop system, hanya membaca hasil pembakaran tanpa harus memberikan feedback ke ECU untuk mengkoreksi jumlah bahan bakarnya.
"Selain untuk logging, sensor O2 wide band ini bisa juga untuk auto tune. Cara kerjanya, kita tentukan target AFR di tiap rpmnya," kata Danu Andri Wibisono, tuner dari Duta Motorsport.
Baca Juga: Rheza Danica Dominasi Kejurnas Road Race Sport 250 Mandalika, Langsung Bidik ARRC Indonesia 2023
"Nantinya, sensor ini mampu mengoreksi AFR sesuai dengan target AFR yang sudah ditentukan," sambungnya.
Sayangnya, penggunaan wide band sensor ini cukup menguras aki, makanya kualitas aki harus cukup baik.
Biasanya di motor balap sudah tidak menggunakan pengisian lagi alias hanya mengandalkan kondisi aki, oleh karena itu banyak yang menggunakan penyetabil arus aki saat balapan.
"Kalau mau irit, untuk mencari data saat latihan dan sesi kualifikasi, sensor wide band ini dipasang. Nah, saat race dimulai sensor wide band tersebut dimatikan," ungkap Wibi.
"Namun, resikonya jika ada perubahan cuaca saat race, settingan ECU tidak bisa menyesuaikan kondisi karena sensor wide band tersebut tidak aktif," tutup pria yang ngebengkel di Jalan Mayor Mudmuin Hasibuan No. 60 Bekasi, Jawa Barat.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR