MOTOR Plus-online.com - Sebelum beli oli Pertamina Enduro, wajib tahu 2 tanda penting di tutup botol.
Sebelumnya MOTOR Plus-online menyelidiki bagaimana peredaran oli palsu di bengkel dan toko online.
Dipilih oli Pertamina Enduro karena market leader atau paling banyak dijual.
Bahkan tiap tahunnya, total oli Pertamina yang terjual di atas 35 persen dari semua merek oli di Indonesia.
Untuk tahu indikasi oli palsu atau asli, Brahma Putra Mahayana selaku Technical Specialist Pertamina Lubricants bilang, bisa dilihat dari tutup botol.
Ada 2 tanda penting di area tutup botol yang bisa jadi indikasi oli palsu, yakni:
1. Hologram 'Original'
Pada tutup botol, terdapat tulisan 'Original' yang hanya bisa dibaca dengan memiringkan botol 45 derajat.
"Tulisan 'Original' ada di kakinya P, cara bacanya dimiringkan," ujar Brahma saat ditemui di Lubricants Technology Center, Plumpang, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (28/3/2023).
"Memang bacanya harus miring, kalau terlalu jelas terbaca jangan-jangan diukir," sambungnya.
"Kalau terbaca tanpa harus dimiringkan, ada indikasi oli palsu," tambahnya.
2. Nomor Batch
Pada tutup botol terdapat nomor batch sebanyak 8 digit.
Nomor batch di tutup botol harus sama dengan nomor batch yang ada di leher botol oli Pertamina.
"Terdapat 8 digit nomor di bagian tutup botol dan di botol dengan posisi tegak lurus dan sejajar," tambah lagi Brahma.
"Di tutup dan leher botol yang asli harus ada nomor batch 8 digit nomor semua, tidak ada huruf," lanjutnya.
"Nomor harus sama antara atas sama bawah, posisi sejajar, dan font harus sama," sambungnya.
"Jika ada yang miring saya curiga nih, mungkin ada indikasi palsu," tambahnya.
Brahma menjelaskan, nomor batch dicetak menggunakan laser bukan distempel sehingga harus lurus.
"Karena jalan di konveyor, jadi saat dicetak harus rata dan sejajar," lanjutnya.
"Kalau miring-miring sedikit itu ada indikasi awal oli palsu," tambahnya.
Menurut Brahma, nomor batch ini penting untuk menelusuri asal muasal botol oli.
"Kalau ada keluhan tentang produk Pertamina, salah satu yang dicatat adalah nomor batch," lanjut Brahma.
"Dari situ kami bisa menelusuri kapan oli itu diproduksi, dijual ke distributor mana, lalu dari distributor dijual ke siapa," sambungnya.
"Tapi saat keluar dari distributor dan beredar di pasar bebas, itu sudah sulit ditelusuri," pungkasnya.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR