"Yg dibonceng bawa pistol rakitan tangan taro tengah 'kham laju yo bang' (gue berdua lanjut jalan ya bang). Gue, 'oke bang'," tambahnya.
"Foto ngejar mereka mau nyalip buat ngeliat plat depan, plat belakang gak ada. Gak kesalip juga," sambungnya.
"Gak tau mereka mau ngebegal atau nodong. Yg pasti, gak mungkin nyetop ngajak diskusi sejarah," lanjutnya.
Tak cuma di Lampung, @mazzini_gsp juga bercerita saat dirinya bertemu begal asal Lampung di Jakarta.
"Dua kali gue ketemu Begal asal Lampung di Jakarta, yg pertama, bukan gue kena begal malah gue sama mereka ke mini market ngobrol, dengerin 2 begal curhat wkwk," tambah lagi @mazzini_gsp.
"Yg ke dua, ya lolos doang gak ngobrol panjang. Bahasa daerah adalah kunci," sambungnya.
Menurutnya, sudah pasti jadi santapan besar kalau langsung ngomong bahasa Indonesia ke begal.
"Bukan ciut karena gue tanya minjam korek. Begal/Penodong lanjut pergi karena gue suku Lampung, pake bahasa lokal pas ngomong sama mereka. Gue misalnya tadi pas disuruh berenti ngomong bahasa Indonesia ya pasti mereka suruh gue kasihin motor, hp, dompet dll," jelasnya.
Klik LINK INI untuk baca cuitan lengkapnya.
Jam setengah 6 pagi ini, gak jauh dari Pelabuhan Bakauheni disalip Vixion, yg bawa motor nyuruh berenti. yg dibonceng, tangan kanan bawa pistol rakitan.
— Mazzini (@mazzini_gsp) August 7, 2022
Gue berenti, langsung ngomong "Haga api? Nginjam bekhilang?" (Mau apaan? Minjem korek?)
Yg bawa motor "Muwat bang" (Gak bang).. pic.twitter.com/mWSIunXMpa
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR