MOTOR Plus-Online.com - Maraknya peredaran oli palsu di masyarakat memang sudah dalam level meresahkan.
Oli-oli palsu yang dijual dengan harga lebih murah bahkan sama dengan yang asli ini, punya kualitas yang lebih buruk.
Bahkan bisa merusak performa mesin karena kadar materialnya hanya memiliki kualitas terbawah.
Salah satu oli yang cukup sering dipalsukan di Indonesia adalah Federal Oil yang memang sudah memiliki pasarnya tersendiri.
Apalagi produk Federal Oil memiliki harga yang ramah di kantong, tetapi punya kualitas yang bagus, sehingga memiliki pasar tersendiri di Indonesia.
Nahasnya meski oli yang dijual sudah cukup terjangkau, masih saja ada oknum yang memalsukan oli Federal Oil dan menjualnya dengan harga lebih murah.
"Masih menjadi permasalahan dan perbincangan kami mengenai oli palsu dari Federal Oil," ujar Rommy Averdi Saat, General Manager Consumer Brand PT. ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI).
"Kami masih mengedukasi secara langsung konsumen via sosial media, ke perwakilan-perwakilan bengkel dan komunitas untuk mengetahui perbedaan oli asli dan palsu," lanjutnya.
"Salah satunya bisa dilihat dari tingkat kekentalan oli, yang palsu dan asli pasti berbeda, sampai warna saja sudah bisa terlihat, kalau konsumen setia Federal Oil, mereka sudah sangat familiar," Rommy menambahkan.
Baca Juga: Gokil MotoGP Amerika Bisa Digelar Bareng F1, Akibat Penonton Sepi?
Lalu untuk mendapatkan oli yang dijamin asli, selalu beli di bengkel-bengkel resmi rekanan dari Federal Oil karena harganya dijamin lebih murah dan biaya servisnya biasanya gratis.
Pun dengan konsumen yang membeli oli via E-Commerce atau online harus lebih waspada, karena di sana juga banyak oli palsu dengan harga yang sangat miring beredar.
Federal Oil biasanya memiliki ciri-ciri khusus pada botol seperti hologram, motif batik parang, hologram, dan kode produksi.
Namun semua itu sudah bisa dibuat sama persis oleh oknum pemalsu oli, sehingga tingkat kewaspadaan juga harus makin tinggi.
Baca Juga: Kronologi Bima Yang Kritik Jalan Rusak, Sebut Lampung Tidak Maju-maju
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR