MOTOR Plus-online.com - Bus masuk jurang di Guci Slawi Tegal sedang jadi perhatian banyak orang.
Masuk Jurang di Guci Rian Mahendra ungkap kondisi bus dan maksud anak kecil tekan rem tangan kenapa dia lakukan.
Rian yang tenaga Ahli PO Kencana tersebut ungkapkan lewat akun Instagram pribadinya @rianmahendra83.
Dia memberi pendapat mengenai kejadian bus masuk jurang di obyek wisata Guci tersebut.
Dari informasi rekan busmania, Rian meluruskan kabar tak bertanggung jawab yang beredar insiden bus masuk juarang di Guci ini.
Pertama dari kondisi bus, menurut Putra Haji Haryanto tersebut, kecelakaan tidak ada hubungan dengan kondisi fisik armada bus.
Apalagi bus tersebut bisa dibilang masih prima, karena memakai sasis Jetbus 3+ Voyager yang relatif baru.
"Kronologi, meluruskan berita2 miring tentang kondisi armada," tulis mantan petinggi PO Haryanto ini.
Rian membenarkan bahwa alasan bus meluncur ke jurang, diduga karena seorang anak menarik tuas handbrake bus.
Baca Juga: Keren Nih Anak Motor, Bus Dihadang Pemotor Honda CBR150R di Jalan Lingkar Tegal-Brebes
Baca Juga: 17 Ribuan Orang Daftar Mudik Gratis Dishub DKI Jakarta Melebihi Kuota, Bus Bakal Ditambah?
Dijelaskan juga bahwa anak kecil tersebut berada di area pengemudi, demi mengambil foto.
"Mesin menyala karena penumpang baru naik ke bis, ditinggal ngopi oleh para crew sebentar tiba-tiba ada penumpang (info dari mania adalah seorang anak kecil) melepas handrem untuk membuat dokumentasi ala-ala, spontan bis menggelinding dan masuk jurang," jelasnya.
Rian pun sangat menyayangkan anak kecil tersebut melakukan kesalahan fatal, hingga berujung hilangnya satu nyawa dari insiden tersebut.
"Duh kayak begini nih. Kenapa sih dek? Kenapa mainin handrem?," sambung Rian yang pernah pamer foto naik motor gede tersebut.
Menurut Rian, kejadian ini seharusnya tak terjadi jika para kru dan penumpang saling mengawasi area pengemudi.
Area pengemudi adalah tempat terlarang yang tidak boleh ada orang lain berada di sana, kecuali pengemudi bus.
"Pengemudi tidak boleh membiarkan bus menyala tanpa awak walau posisi berhenti, apalagi di tempat yg rawan seperti turunan," sambungnya.
"Pengemudi tidak boleh membiarkan siapapun kecuali crew dan managemen menduduki atau bermain di area kabin. Sesama penumpang juga harus bisa menegur atau mengingatkan agar hal semacam ini tidak terjadi lagi," jelasnya.
KOMENTAR