5 Fakta, Yamaha Belum Tentu Mundur Dari MotoGP, Secara Terikat Kontrak

Joni Lono Mulia - Kamis, 1 Juni 2023 | 09:30 WIB
MotoGP
5 fakta Yamaha belum tentu mundur dari MotoGP di samping terikat kontrak secara hukum meski performa Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli melempem musim ini

MOTOR Plus-online.com - Ramai Yamaha pabrikan disebut-sebut bakal mundur dari MotoGP melihat performa pembalap skuat Yamaha pabrikan melempem di 5 ronde MotoGP 2023.

Padahal performa motor MotoGP Yamaha YZR-M1 disebut-sebut ada peningkatan di sektor mesin.

Yup, top speed motor MotoGP Yamaha M1 lebih meningkat dibanding motor MotoGP Yamaha M1 musim lalu.

Meski demikian, peningkatan performa mesin motor Yamaha M1 itu belum cukup mengantarkan pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli gasak kemenangan.

Hingga 5 ronde MotoGP 2023, baik Sprint dan Main Race, belum juga gasak kemenangan.

Kondisi makin parah dengan pernyataan dari pembalap andalan skuat Yamaha pabrikan Fabio Quartararo yang mengeluhkan motor MotoGP Yamaha M1 versi 2023 tidak lebih bagus dari Yamaha M1 2021.

"Kami sepakat di ronde MotoGP 2023 selanjutnya patokannya mengaplikasi settingan motor Yamaha M1 2021," ungkap Fabio Quartararo.

Semua itu jadi gambaran skuat Yamaha pabrikan menghadapi kondisi sulit hingga disebut-sebut di ambang mundur dari MotoGP.

Eits tunggu dulu, performa skuat Yamaha pabrikan yang jeblok di 5 ronde MotoGP 2023 belum jadi penentu keputusan pabrikan berlogo Garpu Tali mundur sepenuhnya dari MotoGP.

Baca Juga: Pembalap Fomula E Bawa Motor Yamaha NMAX Tidak Lupa Pakai Helm, Bule di Bali Wajib Tiru Nih

MOTOR Plus menguak 5 fakta pabrikan Jepang Yamaha belum tentu mundur dari MotoGP.

Sama-sama simak fakta Yamaha pabrikan tetap bertahan di MotoGP.

1. Terikat Kontrak Hingga 2026

Musim lalu, skuat MotoGP pabrikan sepakan untuk mendatangani kontrak hingga 2026 untuk tetap tampil di MotoGP.

Secara hukum kontrak itu harus dihormati dan jika sampai ada yang melanggar atau putus kontrak di tengah jalan, maka ada konsekuensi yang harus ditebus.

Konsekuensi itu di antaranya membayar denda yang tentu angkanya tidak kecil.

Pabrikan Jepang Yamaha pun sadar dengan keputusan meneken kontrak dengan pihak Dorna dan MotoGP hingga 2026 berarti tetap jalan terus di MotoGP.

2. Riset Motor MotoGP Yamaha M1 Belum Seumur Jagung

Performa motor MotoGP Yamaha YZR-M1 jadi kambing hitam Yamaha pabrikan mundur dari MotoGP.

Baca Juga: Takut Bangkrut, Yamaha MotoGP Butuh Investor Baru Agar Tidak Seperti Suzuki

Secara rentang waktu riset motor MotoGP Yamaha M1 butuh waktu, meski benar top speed Yamaha M1 lebih nendang di musim ini ketimbang sebelummnya.

Juara dunia MotoGP 2020 Joan Mir sempat berucap jika ada perubahan di motor MotoGP, ada konsekuensi terjadi perubahan di bagian lainnya.

Kondisi yang dirasakan Joan Mir saat masih berseragam di Suzuki MotoGP saat jadi juara dunia musim 2020 kemudian mesin Suzuki GSX-RR ditingkatkan di 2021.

Hasilnya, motor MotoGP Suzuki GSX-RR tak mendulang kemenangan di MotoGP 2021.

Kondisi yang terjadi ke skuat Suzuki pabrikan saat ini kejadian di skuat Yamaha pabrikan.

Baru kemudian motor MotoGP Suzuki GSX-RR gasak kemenangan di MotoGP 2022 yang juga tahun terakhir pabrikan berlogo S berkiprah di MotoGP.

Sebagaiman dijelakan mantan manajer tim Suzuki MotoGP Livio Suppo mengungkapkan motor MotoGP Suzuki GSX-RR jika dijejali perangkat aerodinamika seperti motor MotoGP Aprilia RS-GP.

"Mekanik Suzuki sempat menjelaskan jika motor MotoGP Suzuki GSX-RR punya perangkat aerodinamika seperti yang ada di Aprilia RS-GP."

"Motor Suzuki yang jadi juaranya," ungkap Livio Suppo.

Baca Juga: Bukan Asal Yamaha Skuat Paling Lembek Di MotoGP 2023, 6 Fakta Jadi Bukti

Berkaca dari pabrikan Jepang Suzuki, perubahan yang dilakukan konsekuensinya perlu perubahan lainnya.

Bisa jadi fase yang dialami Suzuki terjadi ke Yamaha di mana di MotoGP 2023 resmi ada peningkatan di top speed mesin Yamaha M1.

Jadi butuh proses menghasilkan motor MotoGP yang benar-benar kompetitif.

Apalagi motor MotoGP Yamaha risetnya belum seumur jagung. 

Skuat Yamaha pabrikan tentu juga berusaha dan tidak tinggal diam untuk membenahinya.

3. Efek Valentino Rossi Brand Ambassador

Valentino Rossi begitu identik dengan Yamaha pabrikan, hingga di MotoGP Spanyol 2023 silam resmi The Doctor sebagai brand ambassador.

Valentino Rossi jadi Brand Ambassador Yamaha pabrikan hingga 2024.

Langkah itu bukan semata-mata politis tapi juga strategi Yamaha untuk tetap bertahan di MotoGP.

Baca Juga: Mau Nangis Lihat Video Yamaha NMAX Terbaru Dihancurkan Pakai Palu

Apalagi The Doctor julukannya boleh sudah pensiun dari MotoGP, namun warisannya tetap bertahan di MotoGP.

Sebut saja bagaimana ikon Valentino Rossi tetap bertahan di MotoGP lewat berbagai macam kesempatan.

Mulai dari skuat MotoGP miliknya, VR46 Racing Team bahkan juga bisnis apparel VR46 Apparel di jagad MotoGP.

Tak ketinggalan adalah Yamaha dan Valentino Rossi punya proyek ambisius yaitu pembibitan pembalap masa depan Yamaha di MotoGP.

Kolaborasi Yamaha pabrikan dan Yamaha pabrikan itu dengan embel-embel VR46 Master Camp.

Dibuktikan dengan kehadiran Yamaha Motor Company di ajang Moto2.

Juga pembibitan pembalap muda Yamaha di ajang balap mancanegara lewat Yamaha VR46 Master Camp.

Valentino Rossi jadi pola dan strategi Yamaha untuk bertahan di MotoGP.

Baca Juga: Pengen Motor Murah Yamaha Aerox Cuma Rp 18 Jutaan Ada Kloningannya Dari Cina Nih

4. Pasang Radar Skuat Yamaha Satelit

Terhitung MotoGP 2023, Yamaha pabrikan jadi skuat MotoGP yang hanya tampil dengan skuat MotoGP pabrikan.

Yamaha pabrikan di musim ini tanpa kehadiran skuat Yamaha satelit.

Tidak adanya skuat Yamaha satelit sebuah kemunduran bagi Yamaha pabrikan karena tidak ada opini lain atau second opinion soal riset dan pengembangan motor MotoGP Yamaha.

Alhasil, Yamaha pabrikan terus berusaha untuk mendapat skuat untuk menjadi Yamaha satelit di MotoGP.

Sampai santer kandidat skuat Yamaha satelit di MotoGP nantinya skuat MotoGP milik Valentino Rossi.

Memang skuat MotoGP milik Valentino Rossi terikat kontrak dengan Ducati hingga 2024.

Iya juga performa motor MotoGP Ducati ketimbang Yamaha di atas anging.

Siapa tahu, skuat MotoGP Valentino Rossi ada proyek baru untuk jadi skuat Yamaha satelit dengan cara menurunkan 2 skuat MotoGP, satu dengan Ducati satunya lagi dengan Yamaha.

Asumsi itu tampak di kelas Moto2 di mana Yamaha menurunkan skuat Yamaha pabrikan di bawah payung manajemen Valentino Rossi.

Baca Juga: Modifikasi Motor Yamaha Aerox Ala Tim Valentino Rossi, Mewah Pakai Part Carbon

5. Garap Proyek Pembibitan Mandiri

Yamaha belajar dari susahnya merekrut pembalap MotoGP masa depan karena rata-rata pembalap yang jadi incaran Yamaha pabrikan berstatus dibina dan dibibit oleh pabrikan lain.

Sebut saja Honda dengan berbagai proyek Talent Cup di seluruh dunia yang membibit pembalap muda untuk berkarier di MotoGP.

Begitu juga KTM berkolaborasi dengan sponsor Red Bull menggelindingkan kompetisi pembibitan Red Bull Rookies Cup.

Yamaha mulai menjalankan proyek pembibitan dan pembinaan pembalap Yamaha masa depan lewat proyek pembibitan mandiri.

Proyek pembibitan paling awal adalah Yamaha VR46 Master Camp yang sudah memasuki angkatan ke-12 di 2023 ini.

Proyek selanjutnya adalah Yamaha membangun skuat di kelas medioker MotoGP yaitu Moto2.

Skuat Yamaha pabrikan di Moto2 adalah Yamaha VR46 Master Camp dengan materi pembalapnya binaan Yamaha pabrikan.

Padahal menilik sejarah Yamaha sempat tak menggubrik kelas medioker MotoGP, Moto2 ini.

Baca Juga: Fabio Quartararo Putus Asa Dengan Yamaha M1 2023, Top Speed Lebih Mantap Ketimbang Motor Sebelumnya

Apalagi saat Moto2 di 2010-2018 memakai pemasok tunggal mesin Honda CBR600RR.

Yamaha emoh untuk tampil dengan alasan mesinnya bukan Yamaha hingga kemudian di 2019, pemasok mesin Moto2 berganti ke Triumph asal Inggris.

Sadar jika Moto2 jadi kelas yang penting bagi pembalap untuk ke MotoGP, Yamaha pabrikan pun melirik kelas Moto2 sejak tahun lalu sebagai proyek pembibitan pembalap Yamaha.

Secara pola manajemen skuat Moto2 jadi pembelajaran dan modal buat Yamaha pabrikan sebagai persiapan pembentukan skuat MotoGP ke depannya.

Lagi-lagi melihat pengalaman dari skuat MotoGP milik Valentino Rossi alias VR46 Racing Team yang mulanya berlaga di Moto3 sejak 2014, kemudian Moto2 (2017) hingga akhirnya ke MotoGP 2022

Pola dan alur itu yang sepertinya sedang diterapkan Yamaha pabrikan di balik skuat Yamaha pabrikan di Moto2.

Semua fakta itulah alasan Yamaha pabrikan belum tentu mundur dari MotoGP.

Source : Berbagai sumber
Penulis : Joni Lono Mulia
Editor : Joni Lono Mulia


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular