MOTOR Plus-online.com Indonesia Battery Corporation (IBC) meluncurkan standarisasi swab atau penukaran baterai motor listrik bernama Battery Asset Management Service (BAMS) pada Senin (12/6) lalu.
Sistem BAMS ini bakal mempermudah para pemilik motor listrik dalam penukaran baterai yang sudah habis.
"Biasanya para pengguna motor listrik bakal sedikit kesulitan saat tukar baterai karena adanya perbedaan ekosistem motor listrik," buka Tono Nugroho selaku Direktur Utama IBC.
Tentu penasaran dengan spek dari baterai IBC Gen 2 yang bakal segera dipakai banyak motor listrik.
Baterai generasi kedua ini diklaim telah mengalami pengembangan signifikan, yaitu dari sisi keamanan dan juga performa.
"Baterai yang kita produksi generasi kedua ini salah satu keunggulannya adalah dari sisi keamanan," ungkapnya.
"Jadi kalau kita lihat dari baterai-baterai sebelumnya itu di antara sel ada yang kita sebut safety gel," kata Toto.
Dengan adanya safety gel itu kita sangat meningkatkan aspek safety mengenai baterai itu sendiri sehingga dari aspek jika terjadi kecelakaan atau masalah air itu sangat berpengaruh," jelasnya.
Baca Juga: Oli Lebih Encer atau Lebih Kental Ternyata Jelek untuk Mesin Simak Penjelasan Sang Ahli
Baca Juga: Siapa yang Sangka, Modifikasi Yamaha Aerox Ini Pakai Cat dari Pupuk Urea
Meskipun belum ada data spesifikasi yang jelas Toto mengklaim kalau baterai tersebut bisa lebih irit dalam pemakaian ketimbang generasi sebelumnya.
Pada bagian baterai dengan spesifikasi 72V 25Ah dengan maximum current 60A.
Tapi belum jelas berapa jarak yang bisa ditempuh baterai ini sekali pengecasan.
Serta berapa lama waktu pengisian baterai atau pengecasan sampai penuh.
Tentu patut ditunggu kapan baterai yang akan dipakai banyak motor listrik di Indonesia ini bakal digunakan oleh pabrikan motor listrik.
Sejauh ini sudah ada beberapa merek atau pelaku industri motor listrik yang ikut dalam prosesi penerapan BAMS ini.
Merek motor listrik serta konversi yang akan segera menerapkan BAMS adalah Gesits, Viar, Volta, Alva, United E-MOTOR, Goda serta pelaku industri konversi yakni Bintang Racing Team (BRT) dan Spora EV.
KOMENTAR